Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Opera Watu Jubang, Krisis Ekologis dalam Tatapan Kreatif Remaja

9 November 2022   04:53 Diperbarui: 10 November 2022   16:26 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan pembukaan, can-macanan kadduk dalam Opera Watu Jubang. Dokumentasi penulis

Perusakan dan kerusakan hutan terbukti telah menimbulkan bencana yang juga berakibat fatal bagi manusia. Tentu saja yang dirugikan adalah manusia, flora, dan fauna. Kalau sudah seperti itu, para 'penguasa' hutan yang di-metafor-kan dengan sosok Dewi Penjaga harus turun tangan untuk mengatasi bermacam bencana yang diakibatkan manusia-manusia rakus. 

Ia memerintahkan para bidadari yang mengenakan kebaya dan membawa wadah yang terbuat dari bambu untuk menebar-kembali benih tumbuhan. Sementara, para 'monster' pohon diutus untuk mengatasi para perusak hutan. Dewi, bidadari, dan monster merupakan metafor dari kekuatan-kekuatan positif yang berasal dari alam, khususnya kekuatan untuk mengembalikan keseimbangan semesta. 

Dewi Penjaga hutan berusaha mengendalikan kekacauan. Dokumentasi penulis
Dewi Penjaga hutan berusaha mengendalikan kekacauan. Dokumentasi penulis

Namun, manusia sebenarnya juga memiliki kekuatan ini, asalkan mereka mau menyadari melalui refleksi dan kontemplasi tentang "dosa-dosa ekologis" yang telah mereka lakukan. Selanjutnya, mereka harus melakukan tindakan-tindakan konkrit yang berpihak kepada penyelamatan alam. 

Sayangnya, kesadaran tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Tidak mengherankan, untuk memudahkan penyampaian pesan, dihadirkanlah dewi, bidadari, dan monster sebagai kekuatan penyelamat yang diharapkan bisa juga mengalirkan energi positif kepada warga yang hadir.

Adegan para bidadari yang mengajak semua warga menanam benih merupakan ending OWJ yang sekaligus menjadi pesan  bahwa hanya dengan aktivitas merawat dan melestarikannya hutan sebagai ruang hidup banyak makhluk hidup bisa diselamatkan. Kelestarian hutan tentu akan berdampak positif bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Sebagai gerakan populer, rezim pemerintah sudah mencanangkan beragam program untuk penanaman pohon. Namun, sayangnya, seringkali kegiatan tersebut hanya menjadi formalitas yang menghabiskan milyaran bahkan triliyunan anggaran tanpa hasil yang jelas pada masa-masa selanjutnya. 

Paling tidak, para remaja Mumbulsari mengirimkan pesan kepada warga bumi bahwa "menanam" adalah tindakan manusia untuk memperoleh kesejahteraan yang sebenarnya. Pulihnya kondisi hutan akan memungkinkan tumbuh dan berkembangnya beragam flora dan fauna yang bisa dimanfaatkan secara bijak untuk kepentingan manusia. 

Termasuk, kembalinya sumber air yang mulai menghilang sejalan dengan hilangnya pohon besar dan bambu. Tugas manusia selanjutnya adalah menjaga dan merawatnya. Untuk saat ini, itulah salah satu tugas peradaban manusia di tengah-tengah ancaman krisis ekologis yang semakin nyata. 

Adegan menanam bibit tumbuhan. Dokumentasi penulis
Adegan menanam bibit tumbuhan. Dokumentasi penulis

Sekali lagi, gerakan teatrikal, tari, pembacaan narasi, dan ilustrasi musik yang mereka sajikan memang sederhana. Namun, bagi saya pribadi, kesederhanaan itu menegaskan bahwa tidak butuh retorika dan garapan estetik yang njlimet untuk melakukan tindakan kultural yang mendukung gerakan ekologis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun