Gobak sodor, sebagai permainan rakyat, memiliki nilai-nilai unggul yang cukup penting bagi anak-anak. Ketika Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengkampanyekan nilai-nilai unggul bagi siswa dan mahasiswa, permainan rakyat sejak dulu sudah menanamkannya.Â
Terdapat beberapa nilai unggul dari permainan gobak sodor, antara lain: komitmen untuk berjuang bersama-sama, semangat kompetisi, sportifitas, dan kesadaran untuk mempertahankan wilayah.Â
Bagi pihak yang giliran 'mempertahankan wilayah' juga akan berjuang bersama-sama agar garis pertahanan mereka tidak bisa diterobos lawan. Apapun harus dilakukan demi mempertahakan wilayan mereka. Sekali mereka lengah, lawan akan menerobos masuk dan itu berarti kekalahan.Â
Kesadaran dan komitmen bersama untuk memperhatankan wilayah yang sekaligus menjadi kedaulatan dalam permainan merupakan nilai unggul yang harus terus ditanamkan ke generasi penerus. Tantangan ke depan akan semakin kompleks sehingga dibutuhkan generasi penerus yang memiliki semangat dan energi besar untuk terus menjaga dan mempertahankan wilayah dan kedaulatan.Â
Semangat berkompetisi merupakan nilai unggul lain dari gobak sodor dan banyak permainan rakyat lainnya. Dalam gerak cepat zaman, keberanian dan kemampuan berkompetisi menjadi tuntutan yang harus diperjuangkan. Tentu, untuk menumbuhkannya, anak-anak harus dibiasakan untuk berpikir dan bertindak kompetitif, sesederhana apapun bentuknya.Â
Sportifitas menjadi nilai unggul yang akan menumbuhkan sikap menerima apapun hasil sebuah lomba atau pertandingan, baik kalah ataupun menang. Wajah anak-anak Jambuan menunjukkan betapa mereka bahagia meskipun harus menerima kekalahan. Karena bermain bukan semata-mata tentang menang atau kalah, tetapi juga mengasah kesabaran dan keterbukaan untuk menerima hasil.Â
Sikap demikian, apabila ditanamkan sejak kecil, akan mencetak generasi unggul yang tidak takut berkompetisi, tetapi tetap mengedepankan nilai kebersamaan dan sportifitas sehingga bisa meminimalisir beragam hal negatif karena tidak mau menerima kekalahan.Â