Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Purnama di Jambuan: Kesadaran Ekokultural dari Pinggiran Jember

18 September 2022   08:42 Diperbarui: 19 September 2022   17:44 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu jalan menuju Lingkungan Jambuan. Dok. penulis
Salah satu jalan menuju Lingkungan Jambuan. Dok. penulis
Dalam komunikasi sehari-hari, warga Jambuan menggunakan bahasa Madura. Mereka juga masih menjalankan tradisi leluhur seperti ritual berbasis ajaran agama seperti tahlilan dan rokat/rokatan (ruwatan dalam tradisi Jawa). Selain itu, model pemukiman warga juga berada di beberapa kawasan bukit seperti yang terdapat di Pulau Madura. 

Papringan (kebun bambu) di Jambuan. Dok. penulis
Papringan (kebun bambu) di Jambuan. Dok. penulis

Kedua, di Jambuan masih terdapat banyak rumpun bambu dan lahan pertanian yang sangat subur, tetapi sudah banyak lahan di sekitarnya yang dibeli oleh pengembang perumahan dan individu untuk kepentingan pribadi mereka. Rumpun bambu menjamin ketersediaan banyak sumber air di Jambuan. Lahan subur menjadi kekuatan pangan bagi warga. 

Lahan pertanian di Jambuan. Dok. penulis
Lahan pertanian di Jambuan. Dok. penulis

Ekspansi para pengembang dan individu untuk menguasai lahan pertanian dan rumpun bambu, masyarakat Jambuan akan kehilangan akses ekonomi mereka dan bisa berdampak kepada kehidupan sosial dan budaya. Ruang-ruang bermain anak-anak, misalnya, perlahan-lahan akan hilang. Budaya agraris akan hilang ketika mereka sudah tidak lagi menggarap sawah. 

Perumahan yang menggunakan lahan pertanian di kawasan Jambuan. Dok. penulis
Perumahan yang menggunakan lahan pertanian di kawasan Jambuan. Dok. penulis

Selain itu, hilanganya rumpun bambu juga akan mempercepat hilangnya sumber air yang biasa digunakan sehari-hari oleh warga masyarakat untuk mandi dan mencuci. Akar bambu dan pohon endemik lain merupakan penahan air yang cukup bagus, sehingga sumber air di kawasan ini mengalir sepanjang tahun. 

Ketiga, di Jambuan masih terdapat beberapa kesenian dan permainan rakyat yang tumbuh dari tradisi agraris, seperti "glundengan" (alat musik menyerupai gamelan yang terbuat dari kayu bayur atau kayu nangka), gobak sodor, dan tota'an dara (balapan merpati). Selian itu, beberapa seniman lengger senior pernah tinggal di Jambuan sebelum mereka meninggal. Artinya, secara kultural, Lingkungan Jambuan memiliki keunikan tersendiri sehingga bisa terus dikembangkan. 

GOBAK SODOR, MENANAMKAN NILAI-NILAI UNGGUL

Adalah sebuah kesengajan untuk menggelar lomba gobak sodor di tempat yang berdekatan dengan rumpun bambu. Selain untuk mendapatkan hawa sejuk dan segar karena oksigen yang melimpah, mendekatkan para peserta lomba dengan rumpun bambu diharapkan semakin memperkuat ikatan mereka dengan bambu yang berkontribusi penting bagi kehidupan masyarakat. 

Anak-anak perempuan dan laki-laki bermain gobak sodor bersama. Dok. penulis
Anak-anak perempuan dan laki-laki bermain gobak sodor bersama. Dok. penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun