Kondisi alam Curahnongko yang dikelilingi bukit dan dekat dengan kawasan hutan dan perkebunan merupakan realitas yang sesuai dengan tujuan dibuatnya gunungan.Â
Maka selain bersedekah, memberikan hasil bumi untuk membuat gunungan, warga masyarakat juga diajak untuk terus menjaga sikap menghormati alam dan tidak melakukan perusakan dan eksploitasi yang bisa berdampak bahaya bagia kehidupan mereka sendiri.
Adalah realitas yang tidak bisa dipungkiri, bahwa terdapat warga yang menggarap lahan di perbukitan. Mereka membuka lahan untuk melakukan aktivitas pertanian sebagai cara untuk bertahan hidup.Â
Memang sampai dengan saat ini, tidak ada masalah lingkungan seperti kekurangan sumber air ataupun longsor yang terjadi. Namun, perlu diingatkan untuk tidak melakukan aktivitas yang membahayakan lingkungan dan bisa berdampak buruk kepada kehidupan masyarakat.Â
Arak-arakan Gunungan merupakan salah satu cara untuk mengajak masyarakat untuk tidak merusak hutan dan terus mencintai bumi dan lingkungan alam. Ajakan tersebut perlu dilakukan dengan riang gembira (bungah) agar masyarakat tidak merasa dipaksa.Â
Pilihan Kades dan perangkat desa untuk berjalan sepanjang 1 KM dari Lapangan Desa ke Balai Desa merupakan upaya untuk menyapa dan mengajak warga Curahnongko untuk berpartisipasi aktif dalam pelestarian lingkungan alam.
Arak-arakan sebagai ekspresi kultural dipilih karena warga masyarakat desa memang menyukai aktivitas yang menghibur tetapi tetap membawa pesan-pesan ekologis berupa ajakan untuk mencintai lingkungan.Â
Di sepanjang jalan, warga berjubel menyambut Kades beserta keluarganya, perangkat desa, dan perwakilan warga yang mengenakan busan adat sederhana diikuti para pengusung gunungan yang cukup bersemangat.Â