Salah salah satu unsur yang harus dipersiapkan secara sungguh-sungguh adalah sesajen untuk pelaksanaan wayang ruwatan. Sesajen adalah aneka sajian yang terdiri atas makanan, minuman, sayur, buah-buahan, dan benda-benda lain yang menyimbolkan usaha untuk terus membangun relasi harmonis dengan alam semesta dan isinya serta Tuhan Yang Mahakuasa.Â
Ini sesuai dengan maksud diselenggarakannya wayang ruwatan, yakni untuk mencegah terjadinya hal buruk dalam kehidupan kepala desa, perangkat desa, dan warga masyarakat. Selain itu, ruwatan juga dimaksudkan untuk mendoakan keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat desa Curahnongko.
Artinya, sesajen dalam wayang ruwatan bukanlah sesuatu yang bersifat syirik, tetapi ekspresi simbolis masyarakat desa untuk terus mengupayakan terjadinya pemahaman dan komunikasi yang indah dengan alam semesta beserta kompleksitas isinya sebagai anugerah dari Tuhan Yang Mahakuasa.Â
Itulah mengapa dalam sesajen terdapat nasi berbentuk kerucut seperti bukit atau gunung, bubur (jenang) warna-warni, ayam ingkung, telur, aneka macam pala pendem (seperti singkong, talas, dan ubi-ubian), ketupat, lepet, kue, ketam, kelapa, pisang, labuh masak, aneka wadah berbahan bambu, dan yang lain.
Semua itu merupakan simbol bagaimana manusia desa harus bisa memahami dan menghormati apa-apa yang sudah diciptakan dan dianugerahkan oleh Tuhan di alam semesta, bukan menyembahnya, seperti yang banyak dituduhkan oleh pihak-pihak yang tidak paham.
Manusia adalah salah satu makhluk yang tidak boleh sombong karena dalam kehidupan ini mereka tidak sendirian. Makhluk-makhluk lain juga menjalani kehidupan mereka.Â
Tumbuh-tumbuhan, hewan, makhluk ghaib, bahkan mikroorganisme ikut berkontribusi dalam mengisi dan menjadikan kehidupan berjalan di alam semesta.