MASALAH AIR & KEMUGKINAN PENGEMBANGANÂ
Di dekat pintu masuk Kawah Wurung, pengelola dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bondowoso menyediakan mushola dan beberapa homestay yang bisa digunakan oleh para wisatawan yang ingin beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kawah Ijen di malam hari atau dini hari. Dengan kata lain, homestay di Kawah Wurung bisa menjadi tempat menginap atau singgah sebelum ke Kawah Ijen.
Sayangnya, fasilitas air bersih masih belum tersedia. Jadi, kalau ada pengunjung yang ingin menginap, pengelola harus membeli dari warga di desa bawah. Ini menjadikan biaya menginap di homestay menjadi mahal. Akibatnya, pengelola pun tidak bisa maksimal untuk menggarap fasilitas penginapan. Tentu saja, kondisi ini cukup memprihatinkan.
Air, bagaimanapun juga, berperan sangat vital dalam pengembangan pariwisata di kawasan Kawah Wurung. Seandainya fasilitas air tersedia, pihak pengelola dengan melibatkan warga masyarakat bisa menambah bangunan homestay atau cottage. Sekali lagi, para pengunjung yang ingin menikmati paket wisata Kawah Wurung - Kawah Ijen, bisa singgat siang hari atau sore hari di Kawah Wurung.Â
Mereka bisa memuaskan pikiran dan batin mereka dengan keindahan savanah dan bentang alam pegunungan. Setelah dirasa cukup, mereka bisa beristirahat di homestay sembari menikmati sajian kuliner khas dan kopi Arabica Ijen yang terkenal hingga mancanegara sejak zaman kolonial.
Bagi wisatawan yang suka camping, pengelola bisa menyediakan lahan khusus. Memang saat ini sudah ada tempat camping, tapi masih terbatas. Apalagi terbatasnya air menjadi kendala utama untuk mengembangkan aktivitas camping. Seandainya ada ketercukupan air, camping bisa diperluas.Â
Sementara, para pengunjung yang menginap di tenda bisa mendapatkan suguhan berupa kesenian khas Bondowoso seperti Singo Ulung, hadrah, dan yang lain. Mereka juga bisa diberikan fasilitas outbond, sehingga bisa benar-benar merasakan kekayaan dan keragaman kultural warga masyarakat di kawasan Kawah Wurung.
Selain itu, para pengunjung juga bisa diajak untuk bekeliling ke perkebunan kopi Arabica. Tentu, harus ada kerjasama dengan pihak PTPN sebagai pemilik dan pengelola perkebunan. Pihak perkebunan bisa dilibatkan untuk memberikan penjelasan kepada para pengunjung yang ingin mengetahui seluk-beluk proses penanaman, perawatan, panen, dan pasca panen. Bagi mereka yang setiap hari menikmati kopi Arabica, perjumpaan dengan pohon kopi dan semua proses yang menyertainya akan menghadirkan ketakjuban yang bisa memberikan kesan positif.Â