Meskipun dimaksudkan untuk mengabarkan prestasi berupa hasil kerja yang selama beberapa tahun ke depan akan memberikan keuntungan melimpah, foto-foto menegaskan betapa rakusnya manusia modern Eropa yang digerakkan nalar industrial.Â
Entah berapa banyak jumlah pohon besar yang harus ditebang dan dipotong-potong demi menyiapkan perkebunan. Entah banyak semak belukar yang harus disingkirkan.Â
Entah berapa banyak satwa dan serangga yang harus mencari tempat tinggal baru atau bahkan mati. Meskipun kawasan tersebut ditanami karet ataupun kopi, habitat domestik jelas berubah, dan ekosistem hutan hujan tropis pun menjadi kawasan perkebunan komersil.Â
Bagi para pekebun Eropa, keberadaan lahan hutan yang baru saja dibabat, tentu menjadi sumber kekayaan setelah ditanami karet, kopi, maupun kakao.Â
Tanaman-tanaman komersil yang laku keras di Eropa, Asia, dan Amerika tersebut tentu memberikan keuntungan melimpah buat para pengusaha perkebunan kolonial.Â
Maka, perawatan dan perlakuan terhadap lahan-lahan perkebunan pun tidak bisa semena-mena. Para tuan berbekal ilmu dan teknologi budidaya yang mereka pelajari berusaha semaksimal mungkin menyiapkan perkebunan yang diproyeksikan dalam jangka panjang dan memberikan keuntungan ekonomi kepada mereka.
Salah satu yang disiapkan adalah bibit tanaman komersil seperti karet. Seperti tampak dalam foto di atas, beberapa pekerja pribumi menyiapkan bedengan untuk tempat pembibitan karet. Tentu mereka sudah diberi arahan oleh para pekebun Eropa tentang bagaimana harus melakukan pembibitan.Â
Keseriusan dalam menyiapkan dan merawat bibit karet merupakan tahapan penting karena bibit yang baik akan berimplikasi pada batang-batang karet yang berkualitas.Â
Untuk itulah pengawasan secara ketat oleh pekerja Eropa dibutuhkan agar bibit yang sudah disiapkan bisa tumbuh dengan baik.Â