Kalau memungkinkan, para seniman rakyat seperti jaranan, campursari, dan yang lain bisa dihadirkan untuk menghibur para wisatawan.Â
Wisata warisan kolonial ini bukan hanya ditujukan untuk masyarakat Jember dan Indonesia, tetapi sangat mungkin dipromosikan ke Belanda dan negara-negara Eropa.Â
Dengan kemasan video kreatif atau foto-foto yang unik, diharapkan warga Belanda dan Eropa yang nenek-moyangnya pernah tinggal di Jember berkenan hadir. Mereka bisa diajak untuk menelusuri jejak-jejak historis keluarga mereka di Jember pada era kolonial.Â
Sangat disayangkan kalau warisan kolonial yang cukup banyak di Jember tidak bisa dikembangkan menjadi destinasi pariwisata, baik wisatawan lokal, nasional, maupun internasional.Â
Kalaupun Pemkab Jember mau serius, mereka bisa menggandeng pengelola irigasi, akademisi dan pelaku wisata untuk mendiskusikan dan mendesain paket wisata warisan kolonial yang tepat. Dampaknya, masyarakat juga akan merasakan keuntungan ekonomi, sekaligus kultural.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H