Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pohon Kepoh: Melampaui Mitos, Mengungkap Manfaat untuk Kehidupan

7 Mei 2022   12:11 Diperbarui: 7 Mei 2022   21:30 3320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batang dan dahan bagian atas pohon kepoh di kuburan Dusun Kowak, Lamongan. Dokumentasi pribadi

Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, mayoritas bagian pohon kepoh memberikan banyak manfaat untuk kesehatan, selain untuk kebutuhan kayu untuk bangunan rumah (gordin, risplang, papan cor, dan rangka plafon), bahan perahu, peti mati dan mebel rumah tangga. 

Daun kepoh. Dok. Forest & Kim Starr
Daun kepoh. Dok. Forest & Kim Starr
Mari kita mulai dari daun. Daun kepoh bisa dimanfaatkan untuk meringankan demam, mencuci rambut, dan sebagai tapal untuk meringankan sakit pada kaki dan tangan yang terkilir atau patah tulang. Jadi, selain berkontribusi terhadap ketersediaan oksigen untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, daun kepoh bisa menjadi alternatif untuk pengobatan. 

Tentu itu semua harus dikaji dan diuji secara mendalam agar kemanfaatannya bisa diterapkan dan disebarluaskan kepada masyarakat. Syukur-syukur kalau tanpa melalui mekanisme industrialisasi, warga bisa mengembangkan sendiri untuk pengobatan alternatif berdasarkan rujukan para ahli.

Rendaman abu dari hasil pembakaran kulit buahya selain bisa digunakan untuk memantapkan warna yang dihasilkan oleh kesumba juga bisa dimanfaatkan untuk meringankan penyakit kencing nanah (gonore). Bahkan, kulit kayunya yang diseduh bisa digunakan untuk ramuan penggugur kandungan (abortivum). 

Buah dan biji kepoh yang masak. Dok. Forest & Kim Starr
Buah dan biji kepoh yang masak. Dok. Forest & Kim Starr

Terkait manfaat penggugur kandungan, tentu kita tidak boleh gegabah dalam menggunakan karena berkaitan dengan kehidupan calon manusia. Apalagi, tindakan aborsi tidak bisa sembarangan dilakukan karena berkaitan dengan agama, hukum, dan kehidupan itu sendiri.

Biji kepoh terkenal karena rasa gurihnya setelah dibakar atau disangrai. Sebagaimana saya sampaikan sebelumnya, kalau kebanyakan bisa menyebabkan efek seperti orang mabuk. Saya sendiri sewaktu kecil beberapa kali mengkonsumsi biji kepoh yang dibakar dan disangrai. Memang sangat gurih. 

Menurut informasi beberapa warga dusun, ada beberapa warga yang berjualan makanan yang membutuhkan bumbu kacang seperti rujak, lontong, tahu thek, dan tahu lontong memanfaatkan biji kepoh untuk campuran penyedap dan penggurih. Tentu saja dengan takaran yang sewajarnya agar tidak memabukkan. Di beberapa wilayah Nusa Tenggara, biji kepoh biasa digunaan untuk campuran sambal dan penyedap rasa. 

Menariknya, biji kepoh juga bisa menjadi sumber bahan bakar hayati (biofuel), di mana minyak yang dikempa dari biji kepoh bisa menjadi biodiesel melalui proses alkoholisis. Namun demikian, penggunaan ini masih bersifat laboratoris, artinya masih dilakukan dalam skala laboratorium sehingga belum bisa dimanfaatkan untuk kepentingan komersial karena belum ekonomis. 

Meskipun demikian, di beberapa wilayah seperti Jawa Barat, minyak lepoh sudah dimanfaatkan untuk produk industri seperti kosmetik, sabun, shampo, pelembut kain, cat, dan plastik. Tentu ini kabar yang menggembirakan, walaupun masih membutuhkan penelitian lebih mendalam. 

Keperluan untuk memperkaya bahan bakar alternatif berbasis hayati menjadikan kepoh punya potensi untuk dikembangkan secara massif. Selain itu, mungkin karena ragam manfaat kepoh untuk manusia, di beberapa toko online dijual biji kepoh. Ini menunjukkan bahwa kepoh memiliki kemanfaatan ekonomis yang tidak bisa diremehkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun