Dari abad ke-19, May menelaah pertunjukan drama Horizon (1871, sutradara Augustin Daly), dan Wild West: The Drama of Civilization (1886, sutradara William F. "Buffalo Bill" Cody). Ia menempatkan kedua pertunjukan tersebut menyebarkan "kekerasan ekologis" kolonialisme pemukim.Â
Baik pertunjukan Daly dan Cody mengungkapkan bagaimana narasi kulit putih Anglo yang dominan membenarkan pendudukan militer AS atas tanah adat Indian, mempromosikan ekstraksi sumber daya dari tanah di kawasan barat oleh ibu kota di kawasan timur, dan menormalkan supremasi kulit putih dan pemusnahan manusia dan hewan.
Apa yang dikonstruksi dalam kedua pertunjukan tersebut tidak bisa lepas dari "tesis perbatasan" (frontier thesis) yang menekankan bahwa kolonialisme pemukim AS merupakan pengecualian karena ada kepentingan untuk menumbuhkan demokrasi, meskipun untuk menjalankan semua itu harus dilakukan melalui perampasan perbatasan Amerika secara brutal.Â
Dalam konteks demikian, proses mengeksploitasi hutan belantara untuk memperluas wilayah koloniasasi AS merupakan kewajaran. Dari setiap wilayah yang ditaklukkan dan dimenangkan akan tumbuh kawasan demokrasi baru yang berbeda dari tradisi nenek moyang mereka di Eropa.
Kesadaran kontekstual dalam menelaah teks-teks pertunjukan lama akan memunculkan kesadaran refleksif-diri secara kritis diri tentang bagaimana kita merepresentasikan, mendiskusikan, dan membingkai sejarah sangat penting bagi ekodramaturgi untuk menjaga agar tidak ikut mendukung dan menyebarkan nilai-nilai ata wacana yang ingin kita bongkar. Karena, di akui atau tidak, ideologi menaklukkan dan memperluas kawasan perbatasan tersebut masih bertransformasi hingga saat ini dalam kebijakan AS.
Pada awal abad kedua puluh, ketika banyak bangsa berusaha untuk mengatasi ekologi yang beragam dari satu benua, sebagian besar orang Eropa-Amerika melihat tanah melalui jendela bidik cerita, seperti Taman Eden Yudeo-Kristen, yang membenarkan kelanjutan ekspansi Inggris-AS.Â
Mulai berkembang pula gagasan konservasi untuk mendukung kapitalisme ekstraktif yang sedang berlangsung, meskipun melalui tangan manajerial yang sejatinya jarang menyentuh tanah.Â
Cerita yang saling terkait dari wilayah perbatasan dan taman surga alkitabiah dikerjakan dan berada dalam imajinasi para konservasionis awal, serta para politisi, kapitalis, dan warga negara.Â
Dari abad kedua puluh, May meneliti bagaimana Girl of the Golden West (1905) karya David Belasco dan The Great Divide (1906) karya William Vaughn Moody mencerminkan wacana gerakan konservasi dan pelestarian awal abad kedua puluh, yang mencirikan kemajuan sebagai reklamasi taman alkitabiah.Â