Membentuk kebiasaan positif dalam membangun relasi keluarga merupakan modal kultural penting yang kemungkinan besar akan diingat dan dijalankan ketika mereka dewasa.
Nilai luhur tentang solidaritas dan kebersamaan juga akan anak-anak dapatkan ketika bermain bersama saudara sepupu atau teman baru mereka di desa. Mereka bisa bermain sepeda bersama, bermain bola, ataupun njajan bersama.Â
Bersepeda keliling desa atau ke kawasan pertanian bisa memberikan pengalaman kepada anak-anak. Mereka bisa merasakan sensasi bersama teman-teman baru melewati jalan yang belum pernah dilalui. Ketika terjadi masalah, mereka bisa saling membantu.Â
Begitupula ketika bermain bola. Mereka bisa belajar bekerja sama dalam tim kecil, tidak egois, dan saling membantu, tanpa melupakan kemampuan individual. Bersama tim lawan, mereka berani menumbuhkan semangat kompetisi dengan riang gembira.Â
Mengakui kekalahan dan merayakan kemenangan secara wajar merupakan tindakan bijak dalam memandang persaingan. Tak perlu takut untuk bersaing demi mewujudkan keinginan, tetapi bersainglah secara sehat dan tetap menghormati lawan.Â
Selain itu, dengan main ke sawah, anak-anak juga bisa kita ajak untuk menghormati dedikasi dan perjuangan kaum tani dalam menyediakan pangan untuk manusia-manusia Indonesia.Â
Kita sebagai orangtua bisa menuturkan betapa berat dan sulitnya menjadi petani ketika harga pupuk dan pestisida mahal. Namun, mereka sepenuh hati masih terus menanam. Kita bisa mengajak anak-anak membayangkan, apa yang akan terjadi seandainya kaum petani mogok tanam, pasti akan ada masalah pangan yang sangat serius.Â
Diharapkan, anak-anak mau menghargai makanan yang bahannya berasal dari jerih payah kaum petani. Setidaknya, anak-anak jadi mengerti bahwa dari sepiring nasi terdapat proses panjang yang berlangsung di sawah.Â
Yang tidak kalah pentingnya adalah mengatakan kepada anak-anak, bahwa profesi petani bukanlah sesuatu yang memalukan. Sebaliknya, kerja-kerja pertanian memberikan kemungkinan terus berlangsungnya kehidupan di muka bumi.
Memang, anak-anak tidak akan mendapatkan penjelasan verbal terkait budi pekerti dari proses bermain di atas. Namun, mereka secara langsung belajar tanpa diperintah, tanpa ditekan, tanpa dihukum.Â