Menimbang kekayaan purbakala tersebut, sudah seharusnya pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat memperhatikan eksistensi Gunung Watangan sebagai benteng selatan yang harus dilindungi secara nyata.Â
Selain untuk benteng dari ancaman gempa dan tsunami, Watangan bisa dijadikan kawasan kepurbakalaan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi, riset, dan konservasi lingkungan.
wisata minat khusus juga sangat memungkinkan. Tentu saja membutuhkan riset mendalam terkait wisata minat khusus apa yang sesuai untuk kawasan ini. Dari kunjungan kami, saya mengasumsikan aktivitas wisata yang menggabungkan jelajah purba, konservasi lingkungan, creative camping, dan gelar seni-budaya.
Kalaupun mau dikembangkan menjadi destinasiJelajah purba merupakan kegiatan yang mengajak para pecinta kepurbakalaan untuk mengunjungi dan mempelajari gua-gua yang menjadi hunian manusia dan komunitas manusia purba. Para pengunjung diajak untuk mengenal lebih dekat kekayaan gua yang menjadi penanda kehidupan masa lampau.
Konservasi lingkungan bisa bekerjasama dengan Perhutani dan BKSDA. Para pengunjung diajak menanam bibit pohon endemik di kawasan Watangan. Mereka juga bisa diajak untuk melepasliarkan satwa khas Watangan. Dengan kegiatan ini, mereka bisa memiliki ikatan ekologis dengan kawasan hutan yang memiliki jejak purbakala sekaligus ragam hayati.
Creative camping bisa menjadi pengalaman buat para pengunjung karena mereka bisa merasakan atmosfer kepurbakalaan sekaligus segarnya kawasan hutan.Â
Di tengah-tengah camping mereka bisa disuguhi atraksi kesenian rakyat di kawasan Wuluhan sekaligus menikmati kuliner khas. Para pengunjung pun bisa ditantang untuk membuat puisi atau cerpen tentang Watangan serta membacakannya pada saat gelar seni.
Tentu saja, kemungkinan di atas bisa diwujudkan dengan kerja sama strategis antarelemen, seperti dinas-dinas terkait di Pemkab Jember, Perhutani, BKSDA, pemerintah kecamatan Wuluhan, pemerintah desa Lojejer dan desa-desa lain yang berdekatan dengan Watangan serta masyarakat dan pelaku seni-budaya.
Orientasi utamanya adalah wisata berbasis komunitas yang memberikan kesempatan luas kepada warga masyarakat sebagai subjek dalam pengelolaannya sehingga mereka juga bisa mendapatkan keuntungan ekonomis dan kultural.
Setahun sekali juga perlu dibuat event besar yang bercirikan: (a) penyebarluasa potensi kepurbakalaan, kebudayaan, dan lingkungan; (b) ritual untuk memperkuat ikatan manusia dengan bumi, sejarah, dan budaya; (c) lomba kreatif untuk para pelajar seperti melukis serta menulis cerita rakyat, puisi, cerpen dan yang lain; dan (d) gelar seni kolosal yang memadukan potensi para seniman rakyat dengan mahasiswa dan seniman sanggar.