Namun, biarlah saya akan meluangkan waktu khusus, karena membincang gelaran mereka tentu membutuhkan konsentrasi dan perbincangan dengan para pelaku yang masih berusia muda. Atau, mungkin ada penulis lain yang ingin melakukannya, tentu itu akan sangat membahagiakan karena dunia teater Jember sangat miskin tulisan kritik. Menumbuhkembangkan tradisi apresiasi dan kritik teater menjadi tugas berat yang sama pentingnya dengan mentradisikan terobosan kreatif dan diskursif dalam pertunjukan.Â
Paling tidak, paparan yang belum lengkap di atas bisa memberikan gambaran betapa teater di Jember adalah sebuah dinamika dan kompleksitas yang perlu dicermati secara detil dengan menimbang perjalanan historis dan genealogi kecenderungan wacana dan gaya pertunjukan yang tidak bisa lepas dari konteks lokal, regional, ataupun global.Â
Dalam ruang kota kecil, para penggiat biasa menghubungkan keinginan estetik mereka dengan trend di tingkat nasional dan global. Mereka juga menjaga kekritisan dengan membangun formasi wacana yang melawan kekuatan dominan di era Orba, serta perkembangannya di era Reformasi.
Lalu, apakah catatan dari catatan ingatan tersebut kita sudah menemukan bentuk dari teater Jember? Bagi saya pribadi, bentuk adalah pilihan yang harus dibuat oleh masing-masing penggiat dan komunitas dengan beragam pertimbangan estetik ataupun ideologisnya. Saya masih meyakini bahwa kawan-kawan muda, baik di kampus maupun luar kampus, masih memiliki gairah untuk menciptakan 'kenakalan-kenakalan' baru yang semakin liar, kritis, dan kreatif.Â
Kawan-kawan Gelanggang, sampai saat ini, mampu menjadi bukti dari keyakinan tersebut. Marilah kita menjadi penyaksi dari keragaman pilihan diskursif dan gaya pertunjukan yang masih dalam proses menjadi ini sembari menunggu naskah-naskah yang menjadi repsons kritis-kreatif terhadap permasalahan-permasalahan lokal yang tidak bisa dilepaskan dari konteks nasional dan global, baik yang terjadi di Jember maupun wilayah Tapal Kuda lainnya. Â Â
DAFTAR BACAAN
Brannigan, John. 1998. New Historicism and Cultural Materialism. London: MacMillan Press Ltd.
Errl, Astrid. 2008. "Cultural Memory Studies: An Introduction". Dalam Astrid Errl & Ansrgar Nunning (ed). Cultural Memory Studies: An International and  Interdisciplinary Handbook. Berlin: Walter de Gruyter. Â
Esslin, Martin. 1961. Theatre of the absurd. New York: Doubleday.
Esslin, Martin. 1965. Absurd Drama. New York: Penguin Books.
Foucault, Michel. 1981. "The Order of Discourse", Inaugural Lecture at the College de France, 2 Desember 1976, dipublikasikan kembali dalam Robert Young (ed). Untying the Text: A Post-Structuralist Reader. Boston: Routledge & Kegan Paul Ltd.