Setelah sekian lama Bupati berhalangan hadir dalam acara DeKaJe, dalam Lembayung di Sepikul ia berkenan hadir di tengah-tengah rakyatnya. Yang lebih membahagiakan bagi Ketua DeKaJe adalah bahwa semua kebutuhan acara dipenuhi dengan gotong-royong. Padahal kalau dikalkulasi tentu uang puluhan juta habis untuk menyelenggarakan acara ini. Kenyataan ini membuat raut mukanya menyiratkan rasa plong ketika mendampingi Bupati menyalami warga yang berebut salaman di depan panggung.
Lagu Indonesia Raya pun mengalun tidak lama kemudian. Sebagai ekspresi nasionalisme, semua undangan, seniman, dan rakyat berdiri menyanyikannya. Suasana Sepikul pun terasa diselimuti heroisme yang bergemuruh di dada warga desa bersama para pemimpin mereka. Para seniman pun larut dalam lirik demi lirik lagu yang menyemangati perjuangan mereka dalam pemajuan kebudayaan.Â
Dengan sederhana, semua yang hadir dalam acara ini memberikan teladan sederhana bahwa membicarakan nasionalisme tidak harus berbusa-busa dalam mimbar kampanye ataupun mimbar seminar. Cukup dilakoni dalam gairah kultural yang menyentuh aspek-aspek ekologis dengan mengedepankan gotong-royong sebagai saripati Pancasila.Â
Merangkai Harapan dengan Gotong-royong
Keragaman tampilan tersebut menegaskan bahwa gotong-royong yang dijalani dengan gembira dan penuh dedikasi bisa menjadi kekuatan dahsyat untuk menyukseskan impian dan keinginan untuk mengembangkan destinasi wisata berbasis keindahan alam, perbaikan lingkungan, kehidupan komunitas, dan keragaman budaya.Â
Untuk itu, Ketua DeKaJe menegaskan bahwa gotong-royong yang saat ini menjadi tema Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam memajukan kebudayaan perlu diimplementasikan dalam banyak kegiatan budaya dan wisata yang melibatkan Pemdes dan rakyat. Merekalah sejatinya fondasi pemajuan kebudayaan. Kalau budayanya maju, aspek wisata mudah dikembangkan. Dia juga mengharapkan Pemkab Jember di bawah kepemimpinan Bupati Faida bisa mendukung kegiatan-kegiatan DeKaJe bersama pemerintah desa dan rakyat.
Hal itu menegaskan bahwa pengurus dan seniman yang bergabung di DeKaJe mampu memaksimalkan imajinasi dan kreativitas karena tidak dikotori oleh kepentingan individual. Ke depan Bupati berharap agar agenda ini terus dilanjutkan dalam bentuk yang lebih baik. Sebagai wujud syukur, Bupati membagikan gunungan yang terdiri dari buah dan sayur. Pemberian buah dan sayur tersebut melambangkan kerelaan pemimpin untuk hadir di tengah-tengah rakyatnya.
Tentu saja, program Lembayung di Sepikul tidak boleh berhenti hanya setelah tahun pertama. Banyak hal yang masih bisa dilakukan oleh DeKaJe, pemerintah desa, dan warga. Penguatan budaya komunitas Madura di Pakusari perlu segera dilakukan, tanpa mengabaikan  keberadaan etnis lain.Â
Penanaman pohon bisa dijadikan event wisata yang mengajak para wisatawan memiliki kesadaran ekologis dengan riang gembira. Keragaman kesenian dan ritual bisa dikembangkan dan dipoles sehingga bisa menjadi semacam bentu mediasi antara kepentingan ekologis dan komunitas.Â