Mohon tunggu...
Deni Hamkamijaya
Deni Hamkamijaya Mohon Tunggu... wiraswasta -

penggemar cerpen, novel, juga puisi. kadang suka nulis, kadang suka protes , ingin menjadi orang sabar , sungguh tak mudah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mudik , Bermain Api dengan Maut

25 Agustus 2012   01:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:21 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegagalan pemerintah dalam menyediakan angkutan publik?! Ya !

Kegagalan pemerintah menata serta membangun moda angkutan publik atau massal yang nyaman serta murah, dengan kata lain yang gampang dijangkau masyarakat. Baik dari harga tiket yang terjangkau serta penempatan stasiun atau pemberhentian yang tidak menyulitkan masyarakat.

Kegagalan pemerintah dalam menata angkutan publik diantaranya kegagalan dalam menata perkereta apian, seharusnya moda angkutan massal kereta api inilah yang harus dibangun dengan baik. Jalur-jalur baru dibuka, untuk mengurai kemacetan yang terjadi di mana-mana.

Seharusnya selain jalur baru, kereta api baru, jangan dilupakan pula kenyamanan pelayanan.  Sehingga moda kereta api diminati banyak orang, yang membuat orang tidak lagi mengendarai kendaraan pribadi.

Namun sayang, kiranya, jangan jalur baru, jalur yang lama pun malah sedikit demi sedikit dihilangkan. Malah jalur jalan tol diperbanyak.

Ini sebetulnya menandakan pemerintah dalam pembangunannya lebih berpihak kepada orang-orang berduit alias tidak pro pada rakyat kebanyakan. Sehingga mengakibatkan rakyat kecil menjadi korban, ya, diantaranya ..., menjadi korban ketika mudik, seperti terlihat dari data-data tersebut di atas.

Kapankah rakyat merdeka dari kemacetan, kesengsaraan ketika mudik lebaran ?! Betul kata orang, kita belum merdeka , karena sekedar mudikpun kita harus bersusah payah antre karcis, bis atau kereta api. Macet berjam-jam di jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun