Seseorang yang memiliki sikap seperti itu ketika berkomunikasi biasanya memiliki sikap pasif (menerima saja), tidak jujur dalam berkomunikasi, tidak menerima kritik dan saran dari temannya, dan susah dalam bergaul. Perilaku yang seperti itu akan sangat mempengaruhi seseorang nantinya terhadap lingkungan yang baru.
Beberapa orang tidak bisa berkomunikasi dengan baik dikarenakan orang tersebut tidak bisa menemukan kata yang tepat karenanya apa yang mereka katakan hanya dapat membingungkan. Dan ada juga orang yang terlalu banyak berbicara yang tidak penting sehingga memunculkan banyak argument dan hal-hal yang buruk.
4. Lima Prilaku Dalam Komunikasi Interpersonal
Menurut Devito (2011) ada lima efektivitas komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan (Openness), perilaku positif (Positiviness), empati (Empathy), perilaku suportif (Suportiveness),dan kesamaan (Equality).
Keterbukaan (Openness). Kedekatan antar peribadi mengakibatkan seseorang mampu dan bisa menyatakan pendapat dengan bebas dan terbuka. Kebebasan dan keterbukaan akan mempengaruhi berbagai bentuk pesan verbal maupun non verbal. Hal ini tidak berarti seseorang harus menceritakan semua latar belakang tentang kehidupannya, akan tetapi yang terpenting jika seseorang ada kemauan untuk membuka dirinya pada masalah-masalah umum.
Prilaku positif (Positiviness). Komunikasi interpersonal akan berhasil jika terdapat perhatian yang positif terhadap diri seseorang, komunikasi interpersonal akan terlihat baik jika suatu perasaan positif ketika sedang berkomunikasi yang baik dengan orang lain, suatu perasaan positif akan bermanfaat untuk mengefektifkan kerjasama.
Empati (Empathy). Dengan kerangka empati ini kemampuan seseorang akan memahami posisinya untuk memberikan penilaian terhadap perilaku atau sikap orang lain sebagai prilaku atau sikap yang salah atau benar.
Prilaku suportif (Suportiveness). Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila di dalam diri seseorang mempunyai prilaku yang positif. Menurut Devito (2011) ada tiga prilaku yang menimbulkan prilaku suportif, yaitu deskriptif, spontanitas dan profesionalisme.
Deskriptif artinya seseorang yang memiliki sifat ini lebih banyak meminta informasi atau deskripsi tentang suatu hal, seseorang yang memiliki prilaku deskriptif biasanya orang tersebut tidak merasa di hina akan tetapi orang tersebut merasa bahwa dirinya di hargai.
Spontanitas artinya sesorang yang terbuka dan terus terang tehadap apa yang dipikirkannya, seseorang yang memiliki perilaku spontanitas biasanya akan dianggap memiliki sikap terbuka dan terus terang.
Profesionalisme artinya seseorang yang memiliki sikap berpikir yang terbuka, sehingga ada kemauan untuk mendengar tentang pandangan yang berbeda dan bersedia untuk menerima pendapat orang lain, seseorang yang memiliki prilaku profesionalisme biasanya tidak bertahan dengan pendapatnya sendiri.