Mohon tunggu...
Defri Natan
Defri Natan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UKSW Salatiga

Program Studi S1 Psikologi UKSW, Anggota GMKI Cab. Salatiga, Ketua Senat Mahasiswa Universitas UKSW periode 2018/2019

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Stay at Home bagi Ekstrovert

9 Mei 2020   23:59 Diperbarui: 9 Mei 2020   23:58 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di postingan sebelumnya aku sudah bahas  kecenderungan kaum introvert di situasi pandemi covid-19 yang mengharuskan stay at home.

Nah, sekarang aku mau bahas tentang kaum ekstrovert ketika harus stay at home.

Apa itu ekstovert?

Sama halnya dengan introvert, sikap ektrovert sama-sama diperkenalkan oleh pak Jung (baca postingan sebelumnya). Pak Jung bilang kalau sikap ekstrovert memiliki aliran energi psikis ke arah luar dan lebih berorientasi objektif.

Sederhanya, orang ekstrovert memiliki cukup banyak energi untuk aktivitas yang dilakukan bersama orang lain bahkan dengan banyak orang.

Apa perbedaan ektrovert dan introvert?

Berbeda dengan orang introvert yang cenderung beraktivitas seorang diri atau hanya melibatkan sedikit orang, sebaliknya orang ektrovert lebih menyukai aktivitas yang melibatkan banyak orang. Misalnya, berkumpul dengan teman-teman, nongkrong dan lain sebagainya. Di situasi seperti itu, orang ektrovert justru mendapatkan energinya. Ibarat nge-charge baterai hp kali ya?

Dibandingkan aktivitas yang hanya dilakukan seorang diri atau melibatkan sedikit orang, justru membuat energi psikisnya tidak tersalurkan sehingga menimbulkan frustasi dan kesepian. Semakin banyak terhubungan dengan orang lain, energinya ngak cepat habis. Jadi bisa dikatakan, introvert dan ekstrovert tuh ibarat utara dan selatan hehehe.

Orang ekstrovert ketika stay at home

Di situasi seperti ini, orang ekstrovert cukup kurang diuntungkan karena harus membatasi diri untuk berinteraksi langsung dengan orang lain di luar rumah. Agenda kumpul bareng teman-teman atau sekedar nongkrong harus ditunda sampai batas waktu yang belum diketahui.

Seperti yang aku sebutin di atas, orang ekstrovert lebih rentan mengalami frustasi dan kesepian apabila melakukan aktivitas dengan sedikit orang karena terlalu lama di rumah.

Namun hal ini mungkin tidak terlalu berat bagi mereka asalkan masih ada alat komunikasi seperti whatsapp group, video call dan sebagainya yang bisa digunakan untuk bertemu dengan teman-teman meskipun hanya melalui media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun