Mohon tunggu...
Defit Muhamad taupik
Defit Muhamad taupik Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student of Al-Azhar University

mengungkapkan pengalaman dan pemhaman dalam hidup lewat tulisan. Dan berharap menjadi celengan kebaikan di dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Move On dengan yang Dulu dan Memilih dengan yang Bermutu

23 Juni 2022   01:26 Diperbarui: 23 Juni 2022   01:31 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kemarin menulis mengenai motivasi, maka hari ini saya membuat sebuah opini mengenai metode penyampaian dalam edukasi.

Yuuuk kita baca sama sama agar tidak salah faham ya ..!!!

Berbicara pendidikan merupakan sebuah hal yang penting di negara indonesia , bahkan bukan hanya di negara indonesia saja, tapi pendidikan merupakan sesuatu yang harus dikedepankan di seluruh negara di dunia ini . 

Bahkan negara indonesia bisa mengambil hikmah atau pelajaran dari negra yang menjajahnya yaitu Negri matahari terbit atau yang kita kenal dengan ngara Jepang. Bagaimana tidak, Jepang mengalami krisis SDM  ( Sumber daya Manausia ) setelah Kota Hirosima dan Nagasaki di bom Nuklir oleh tentara Sekutu. Maka ketika itu mereka mengumpulkan orang orang yang masih hidup dan mengedepankan pendidikan terlebih dahulu daripada bidang yang lainnya . 

Dimasa-masa awal negara jepang mengalami krisi ekonomi, namun setelah orang orang terpendidik itu berubah menjadi Manusia yang hebat maka negara jepang melompat jauh menjadi negara yang maju, melebihi negara negara yang sudah maju sebelumnya . Bahkan Negara yang di juluki negara samurai itu sudah menjadi negara yang paling maju di dunia . 

Baik dalam sektor ekonomi, sosial, ataupun dalam bidang yang lainnya . Ini semua karna Negara jepang mengutamakan dan mengedapan Pendidkan . Dan sampai saat ini juga, Negara ini terus mengembangkan pendidikan baik dalam metodenya maupun keilmuannya .

Adapun metode cara pembelajaran di dunia ini sangat berbeda sekali, tergantung waktu dan keadaan. Misalnya di Pondok-Pondok Pesantren indonesia yang tradisional, mereka hanya belajar dengan sebatas membawa alat tulis dan mendengarkan langsung apa yang disampaikan oleh guru. 

Namun mereka yang mengaji harus berkhidmat, fokus terhadap apa yang di dengarnya dari guru-guru mereka. Dan begitu pula mereka harus menghadap langsung kepada gurunya yaitu langsung bertatap muka dengannya. Atau yang paling terpenting Guru harus melihat murid-muridnya secara langsung. 

Hal ini karna mereka tahu bahwa dengan cara ini mereka akan mendapatkan Barokah ilmu beserta ilmunya , bukan hanya sebatas ilmunya saja.

Adapun cara- cara metode lainnya seperti di sekolah- sekolah zaman modern ini, mereka menyampaikan ke murid muridnya sambil membawa infokus agar para murid- murid bisa tahu gambar yang sulit untuk di bayangkan dan agar mudah di fahami oleh murid murid tersebut. 

Bahkan cara ini pun memudahkan untuk para pengajar di kalangan semua usia. Mereka tidak perlu repot repot menulis di papan tulis ataupun menggambarnya, namun para pengajar hanya cukup memijit tombol dengan satu klik saja.

Beralih pada metode yang paling terbaru di dunia, yaitu metode Daring. Metode ini merupakan metode yang di gunakan diseluruh negara baik dari kalangan pendidikan dasar hingga pendidikan perguruan tinggi. Metode ini bermula ketika Wabah virus Corona melanda ke Penjuru Dunia. Maka ketika itu, semua individu manusia tidak bisa bertemu bahkan tidak di perbolehkan berkerumun. 

Dikarnakan apabila mereka berkerumun ataupun berkontak fisik maka 90% dari mereka akan terkenya penyakit Wabah yang sangat mematikan ini.  Maka dari itu, para pejabat negri di seluruh dunia berfikir agar pembelajaran pendidikan harus tetap berjalan. walaupun wabah penyakit sedang melanda. Di temukan lah caranya yaitu belajar secara daring atau Online, cara ini menjadi solusi bagi para Pengajar untuk mendidik para muridnya tatkala pandemi.

Lalu bagaimanakah Efektifitas Belajar daring setelah Pandemi ? Yuk Kita baca opini berikut ini ! Agar kita bisa lebih tau dan punya wawasan yang sangat luas.

Pandemi Virus Corona sudah selesai setelah semua Orang berjuang hidup selama kurang lebih dua tahun, dan tentunya Pendidikan tidak akan hilang meskipun Wabah sudah pergi entah kemana. Para pendidik dan pelajar kebingungan apakah harus masih belajar secara daring ataupun harus tatap muka lagi. 

Di kutip dari beberapa tokoh yaitu salah satu Doktor pengajar Markaz Syayikh Zayid Al-azhar Kairo, Mesi. Dr Muhammad Maqsud Lc, MA. " Mengenai pembelajaran Daring, saya rasa sangat kurang bagus dan mempunyai efek negatif yang sangat banyak .

Yang parahnya lagi saya tidak bisa mendidiknya dengan baik, kebanyakan dari mereka hanya sebatas membuka link dan masuk pada classroom online. Setelah itu mereka pergi entah kemana tidak tahu mereka tidur kembali ataupun pergi bermain bersama temannya.

Dan ada yang lucu lagi, ada diantara mereka yang ikut Classroom dan dia ada di depan kamera namun ketika dilihat di layar laptop saya, seakan-akan dia memerhatikan dan menyimak pelajaran saya dengan baik. Namun ketika saya memanggilnya dengan suara microfon saya, dia tidak menjawab dan tidak juga merespon .

setelah 1 bulan pembelajaran dengan saya ternyata dia mengaku bahwa dia menyalakan kameranya namun tidur kembali di depan kamera, tapi kameranya dia ganti seakan akan dia memerhatikan dan mendengarkan pelajaran saya dengan baik. 

Yang buruknya lagi, saya tidak bisa menghukum atau menegur kepada mereka yang kurang sungguh sungguh dalam belajar, biasanya saya hukum dengan fush-up ataupun dengan cara yang lainnya yang terpenting dia jera dan tidak melakukannya lagi . saya rasa pembelajaran seperti ini merupakan permasalan besar yang harus di selesaikan . 

Pembelajaran seharusnya bertatap muka dan tidak boleh daring lagi. Saya itu mengajar agar mereka bisa dan mahir dalam berbahasa bahasa arab , mereka mereka tidak fokus terhadap pelajaran . yang pada akhirnya  mereka datang ke Universitas Al azhar seperti kedelai-kedelai yang mendengarkan terhadap obroalan manusia namun tak mengerti terhadap obrolan itu ''begitu lah pendapat beliau.

Dilain waktu saya pernah bertanya kepada guru guru saya yang berpengalaman mengajar diantaranya pakar bahasa indonesia di sekolah saya," bu saya mau bertanya, Bagaimana pendapat ibu mengenai pembelajaran Daring selama pandemi Corona berlangsung ? ". 

Guru saya menjawab sambil terlihar sedih di raut wajahnya, "Pembelajaran saat Vandemi sangat tidak Efektif, karna terkendala beberapa hal. Seperti sinyal yang kurang baik, biaya kuota yang mahal sehinnga memeberatkan kepada orangtua siswa, tatapan wajah yang kurang terarah sehingga tidak tembus hubungan batin antara guru dengan murid. 

Belum lagi anak zaman sekarang kalau tidak terlihat secara langsung si anak tidak akan terkosentrasinya belajarnya . sungguh miris dampak dari pembelajaran seperti ini.  Dan yang ibu rasakan ketika pembelajaran daring setelah pandemi anak anak seperti terniabobokan oleh suasana, anak anak jadi terlena, tidak cepat bertindak, intinya anak menjadi pemalas. 

Membaca pun sudak tidak diperdulikan lagi oleh mereka . saya menjadi curiga jangan jangan kejadiian seperti sekarang ini sengaja di buat agar generasi penerus bangsa menjadi tumpul. apakah ini merupkan pembunuhan karakter secara perlahan ? "

Ketika saya ngumpul bersama angkatan kelas SMP dahulu, saya bermusyawarah bersama teman teman saya yang mengalami pembelajaran daring dan semuanya berargumen sama bahwa pembelajaran daring itu sangat banyak negatifnya. Dari segi memahami sautu materi agak lama kadang untuk bertanya pada dosenpun susah dan kadang berbeda apa yang difahami ketika belajar daring dengan belajar tatap muka. 

Ada teman saya yang tidak masuk kelas karna mereka tidak punya kuota sehingga dia alfa selama satu bulan dan mengakibatkan dia tidak bisa naik semester dan tidak bisa mengikuti ujian pula. Padahal apabila belajarnya secara Offline dia pasti hadir dan sangat gigih dalam belajarnya. Kata teman saya yang  jadi mahasiswa di salahsatu Universitas di daerah Yogyakarta bahwa terkadang ada dosen yang tak bertanggung jawab . 

Dosen hanya memeberikan tugas yang tak pernah di jelaskan sebelumnya dan untuk pembelajaran selanjutnya beiau tidak pernah mengabsen, tidak pernah memberikan tugas, apalagi dia tidak pernah mengajar di medsos pun. Para Mahasiswa itu pun menyangka bahwa dosen ini hanya ingin gajinya saja bukan mendidik para mahasiswa agar jadi mahasiswa yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Kesimpulan yang saya dapatkan dari beberapa sumber dan yang pernah saya alami bahwa pembelajaran secara Daring atau Online jika masih diterapkan setelah pandemi merupakan hal sangat buruk dan mempunyai negatif yang sangat banyak. 

Di mulai dari Guru guru yang tidak bertanggung Jawab atas tanggung jawab nya, mereka mereka hanya sebatas ingin Gaji yang Fantastis dan tidak memikirkan Tunas harapan generasi bangsa berikutnya. Dan secara agama orang orang seperti itulah yang pertamakali digugat di akhirat karna dia tahu hukumnya namun tidak melaksakan apa yang dia ketahuainya . 

Di lanjut pada Efek buruk berikutnya bahwa pembelajaran seperti ini akan menghabiskan uang yang sangat banyak, di mulai harus beli kuota yang mahal dan pemakaian aplikasi seperti: Zoom, Google meet, Duo dan aplikasi yang biasa digunakan untuk pembelajaran daring merupkan salah satu aplikasi yang sangat boros Kuota. 

Jadi tidak diragukan lagi bahwa kuota merupkan salahsatu hambatan bagi mereka. Apalagi bagi mereka yang dikatagorikan ekonominya kurang mampu, kuota seperti benteng yang sulit di tembus.

Dan dampak buruk lainnya bagi para pelajar mereka akan punya sifat kemalasan yang tinggi, ini karna di samping mereka punya kuota untuk belajar, mereka juga pun pasti punya kesempatan untuk bermain online yang sangat candu seperti Mobile legends, free fire, fubg, dan game game lainya. 

Ini berdasarkan data yang saya surfei dilapangan dan hampir menginjak sampai angka 90 % mereka candu bermain game daripada belajar ataupun membaca online yang bermanfaat. Dan ketika para murid ataupun mahasiswa terus melihat layar Handpon dan laptop mata-mata mereka pasti lelah dan mengakibatkan ngantuk dan iritasi mata, bahkan bisa mengakibatkan penglihatan mata kurang jelas. 

Saya pun yang jarang bermain game sangat lelah sekali ketika sering melihat berita berita di medsos, apalagi ini orang orang yang belajar sambil main game pasti matanya lelah dan nganyuk ketika belajar.

 Sesuai dengan kitab Ta'limul muta'alim karangan Syeh Zarnuji bahwa murid murid yang mengaji ataupun belajar yang tidak melihat tatapan gurunya maka keberkahan ilmunya tidak akan sampai kepadanya , bahkan dia bisa saja tidak mendapatkan ilmu sama sekali apabila dia hanya sebatas pergi ke kelas namun tidak memerhatikannya . 

Apalagi ini belajar secara daring, Siswanya tidak langsung bertatap muka dengan gurunya dan juga dia ketika belajar daringnya hanya main main saja . Pasti dia tidak akan mendapatkan ilmu apapun. 

Saya tegaskan kembali bahwa pembelajaran daring sangatlah tidak baik, disamping kurang efektiv dan kurang Efisien pembelajaran seperti ini juga bisa mengakibatkan salah komuikasi antara guru dan murid, bisa juga seorang mahasiswa salah memahami pelajaran sehingga dia punya pemahaman yang salah dan sangat fatal.

Oleh karna itu dalam segi pendidikan seharusnya tidak dilakukan secara daring. Karna jika di lihat dari namanya, pendidikan bukan hanya sebatas memeberikan ilmu saja. Tapi yang namaya pendidikan harus juga membangun karakter, mental spritual anak / murid. 

Dan yang namanya karakter tidak bisa di transfer secara obrolan saja. Namun yang namnaya karakter harus di bangun dan di mulai dari seorang yang mengajarkannya dengan diberikan contoh sesuai dengan apa yang dia bicarakan kepada muridnya.

Tak hanya disitu saja, pembelajaran daring mempengaruhi di bidang sosial juga. Para murid hanya berdiam diri di tempatnya masing masing, tidak ada musyawarah, tidak ada diskusi, tidak ada sharing keilmuan. Mereka hanya memikirkan pelajaran sendiri-sendiri saja tanpa memikirkan orang lain yang butuh bantuan; Dikarnakan tidak bertatap muka, 

Dan dalam hubungan temanpun tidak akan saling kenal. Ini menyebabkan kurang relasinya antara murid dengan murid ataupun antata murid dan guru. Diambil dari perkataan guru saya KH. Busyrol karim Zuhri Pimpinan Ponpes Baitul hikamah Haurkuning, " tidak diakui murid apabila guru tidak tahu muridnya. 

Dan apabila seorang guru tidak tahu kepada murid itu, maka dia tidak akan mendapatkan sebuah do'a dari gurunya". Saya merasa takut akan hal itu dan saya berpendapat bahwa murid itu adalah murid yang rugi. Karna dia lama belajar tapi tidak mendapatkan ridho dan do'a dari gurunya.
Kesimpulannya bahwa Pembelajaran daring harus di hentikan dan harus menggunakan metode pembelajaran yang lainnya . 

Karna pembelajaran ini menimbulkan dampak buruk yang banyak baik itu bagi siswanya ataupun bagi gurunya . Dan pembelajaran seperti ini mengakibatkan turunnya kualitas Sumber Daya manusia, tingginya angka kemiskinan, buruknya perputaran ekonomi dan juga kurangnya sosialis antar manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun