Kami pun disambut dan dilayani dengan sangat ramah. Dengan antusias, para petugas berkenan menjawab seluruh pertanyaan kami yang masih awam dengan ITIC ini. Bahkan, mereka pun tanpa ragu menawarkan berbagai brosur, majalah, hingga buku berisi panduan dan informasi berwisata dari berbagai daerah di Indonesia untuk dibawa pulang secara gratis. Tak ingin membuang kesempatan, kami dengan senang hati memilih sebagian brosur dan buku yang kiranya menarik dari segi desain dan muatan di dalamnya. Hingga tak terasa jarum jam semakin mendekati waktu berkumpul di Pantai Kuta. Untuk itu, kami pun segera berpamitan serta tak lupa mengucapkan terima kasih. Karena kelelahan dan waktu semakin mepet, kami memutuskan untuk kembali ke titik kumpul menggunakan taksi online.
Meskipun terbilang sederhana, pengalaman ini cukup membekas di ingatanku. Bagaimana kami berperang dengan teriknya matahari khas Bali, catcalling yang membuat risih, berpetualang mencari jalan, hingga memperoleh pengetahuan baru tentang ITIC serta berburu brosur sebagai oleh-oleh seakan menjadi potongan-potongan puzzle yang menyatu menciptakan memori dari rangkaian perjalananku di Bali menjadi utuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI