Mohon tunggu...
Defi Dilalatul Haq
Defi Dilalatul Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046

Saya Defi Dilalatul Haq, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046. Akun kompasiana ini saya buat sebagai pendukung dalam perkuliahan mata kuliah jurnalistik, selain itu juga saya gunakan kompasiana ini sebagai sarana mengembangkan kreatifitas dan melatih skill menulis saya. Mohon bantuannya teman-teman✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menilik Hobi Jadi Rezeki dari Bisnis Rajut di Kala Pandemi

28 Juni 2021   08:58 Diperbarui: 28 Juni 2021   08:59 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Kerajinan tas rajut. (Sumber: dokpri)

Berkat dukungan teman-teman dan suami, Ade kemudian memberanikan diri untuk berjualan saat itu.

"Awalnya saya hanya iseng buat untuk diri sendiri, namun setelah diunggah di media sosial Facebook tak disangka ternyata banyak juga orang yang antusias dan minat dengan kreasi saya. Dibantu juga sama orang-orang terdekat yang mau ikut menjualkannya, sehingga alhamdulillahnya sudah ada ratusan buah konektor masker yang laku terjual dan pembuatannya pun lebih cepat dibanding produk lain," pungkasnya.

Dalam hal ini, dia menyatakan permintaan hasil karyanya seperti masker dan tali konektor ini saja yang terus meningkat saat awal pandemi. Saat ini, disusul juga dengan permintaan lainnya seperti dompet dan tas rajut. Untuk menghasilkan satu produk, dibutuhkan waktu yang tak singkat. Ade mengatakan, biasanya ia dapat menghasilkan satu dompet rajut dalam waktu dua hari.

Pantas saja, hasil karyanya tak main-main loh. Susunan benang rajutnya yang terlihat sangat rapi, motifnya yang beragam, serta tersedia berbagai pilihan warna yang memikat hatilah yang membuat hasil karyanya berbeda dan lebih eksklusif dari yang lain.

Bahkan dengan permintaan yang signifikan dari masyarakat, bisnis miliknya dapat raih omset yang tak disangka. Ade bersyukur dengan bisnis yang ia jalani sekarang memberikannya banyak pelajaran hidup, juga bisa mampu menambah penghasilan di kala banyak di luar sana orang yang sedang terpuruk usahanya dikarenakan pandemi.

"Sebagai pemula, omset yang didapat lumayanlah. Bisa buat jajan dan nambah-nambah kebutuhan sehari-hari," kata dia.

Harga hasil karya Ade terbilang variatif dan relatif sangat terjangkau. Tentunya, sebanding dengan investasi waktu, jiwa, dan kesabarannya untuk membuat satu karya rajut miliknya. Bahkan, untuk harga satu buah tali konektor dibanderol Rp 10 ribu saja.

"Harganya bervariasi tergantung bentuk permintaannya saja seperti apa. Beda ukuran dan kualitas bahan, serta tingkat kesukaran beda juga harganya. Untuk bahan yang saya pakai juga sudah pasti terjamin kualitasnya," ujarnya.

Kemudian dalam hal pemasaran, Ade mengaku sudah menjual sampai luar kota.

"Alhamdulillah kreasi saya sudah terjual tak hanya di sekitar Tasik, tapi sudah sampai luar kota juga. Untuk pengiriman terjauh, sejauh ini kota Bali. Kalau untuk media promosi, saya masih memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Whatsapp," kata Ade.

Foto penulis bersama Bu Ade. (Sumber: dokpri)
Foto penulis bersama Bu Ade. (Sumber: dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun