Mohon tunggu...
Defi Dilalatul Haq
Defi Dilalatul Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046

Saya Defi Dilalatul Haq, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046. Akun kompasiana ini saya buat sebagai pendukung dalam perkuliahan mata kuliah jurnalistik, selain itu juga saya gunakan kompasiana ini sebagai sarana mengembangkan kreatifitas dan melatih skill menulis saya. Mohon bantuannya teman-teman✨

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesona Si "Geulis" Khas Tasikmalaya

14 Juni 2021   09:05 Diperbarui: 14 Juni 2021   09:16 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Payung geulis di acara Festival Budaya Tasikmalaya. Sumber: dokpri

"Sang Mutiara dari Priangan Timur", itulah julukan dari Kota Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa barat. Kota ini terletak di wilayah Tenggara Jawa barat. Dahulu Tasikmalaya ini merupakan sebuah kabupaten, namun seiring dengan perkembangannya Kota Tasikmalaya terbagi menjadi dua, yakni pemerintahan kabupaten dan pemerintahan Kota Tasikmalaya.

Memiliki segudang kerajinan tangan beraneka bentuk dan rupa, membuat Kota Tasikmalaya disebut juga sebagai kota UKM. Kerajinan khas Tasikmalaya di antaranya adalah bordir Tasikmalaya yang telah mendunia, batik Tasik sukapura, mendong plait, kelom geulis atau sandal tradisional asli buatan Indonesia, serta payung geulis yang menjadi ikon Kota Tasikmalaya.

Yuk Mengenal Payung Geulis Tasikmalaya

Berlindung dari sinar matahari mungkin bisa jadi lebih spesial, jika menggunakan payung geulis khas dari Tasikmalaya. Payung geulis merupakan ciri khas dan simbol kebanggaan masyarakat Kota Tasikmalaya, serta menjadi aset yang sangat luar biasa karena keindahan seninya telah dikenal seantero nusantara bahkan dunia.

Geulis dalam bahasa sunda memiliki makna cantik, namun bukan hanya wanita saja yang bisa bersolek dan terlihat cantik. Seperti maknanya, payung dari Tasikmalaya ini pun dapat terlihat cantik setelah mendapat sentuhan dari para pengrajinnya.

Pada masa penjajahan Belanda, di sekitar tahun 1926 payung geulis banyak dipakai oleh noni-noni Belanda. Payung geulis yang terbuat dari bahan kertas dan kain ini, mengalami masa kejayaan pada tahun 1955 hingga 1968 dan sempat mengalami pasang surut. Namun, mulai bersinar dan dapat bangkit kembali pada tahun 1980-an.

Pada era ini, para pengrajin mulai membuka kembali usaha pembuatan payung walau dalam jumlah kecil. Para pengrajin payung geulis ini berdomisili di Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Kawasan ini menjadi salah satu sentra produksi payung geulis, desa ini disebut juga dengan kampung wisata payung geulis.

Wisata budaya adalah salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Tasikmalaya mempelajari budaya Tasik, yang salah salah satunya mempelajari proses pembuatan payung geulis.

Pembuat payung geulis umumnya adalah para orang tua atau lansia yang sudah menguasai kerajinan ini secara turun-temurun. Rata-rata mereka sudah lihai memproduksi payung geulis sejak umur 7 tahun. Meskipun usia mereka kini sudah tidak muda lagi, namun mereka masih produktif dan karya-karyanya sangat luar biasa loh...

Bahkan dalam satu hari, para pengrajin sanggup memproduksi 100 buah payung geulis. Harganya juga bervariasi, payung geulis ini dijual mulai harga Rp20.000 hingga Rp400.000 tergantung material yang digunakan serta ukuran kerumitan coraknya. Gimana, cukup terjangkau bukan?

Payung ini biasa dipakai untuk melindungi diri dari panasnya sinar matahari, dan menyempurnakan penampilan mojang yang berkebaya atau menjadi perlengkapan tari. Payung geulis pada umumnya terbuat dari kertas dan kain yang pembuatannya dilakukan secara manual, dan gagang serta kerangka payungnya dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan bantuan mesin.

Payung geulis di acara Festival Budaya Tasikmalaya. Sumber: dokpri
Payung geulis di acara Festival Budaya Tasikmalaya. Sumber: dokpri

Seiring perkembangan zaman, kini payung geulis tidak lagi hanya dibuat dari kertas saja, namun bisa menggunakan plastik, kain, kanvas, bahkan bisa ditambah dengan bordiran khas Tasikmalaya.

Cara membuat payung geulis ini terbilang sederhana loh...

Adapun proses pembuatannya diawali dengan membuat rangka payung dari bambu. Supaya makin kuat, rangka payung harus diikat dengan benang kasur. Selanjutnya, tempel tudung payung dari kertas pada rangkanya. Proses pembuatan payung ini bergantung pada sinar matahari, karena setelah diberi kanji, payung dijemur hingga keras. Kemudian supaya makin geulis, cat payung dengan cat warna-warni.

Keunikan dari payung geulis sendiri ada pada lukisan bunga warna-warni yang mendekorasi keseluruhan lapisan payung. Lukisan tersebut dikerjakan secara manual oleh tangan-tangan terampil para pengrajinnya dan tanpa sketsa. Di tangan para pengrajin inilah, semua lukisan berbagai motif ini terlihat sangat nyata dan cantik.

Kerennya, meskipun payung geulis ini terbuat dari kain ataupun kertas, akan tetapi payung khas Tasikmalaya ini masih bisa tahan air. Karena kertasnya yang terbuat dari kertas semen yang diberi cat furnish sehingga menjadi kedap air. Oleh karena itu, tidak hanya menjadi sekadar barang pajangan saja, namun kini payung geulis tetap mempunyai nilai guna.

Payung geulis sudah sampai ke luar pulau Jawa loh...Bahkan payung geulis laku di pasaran luar negeri seperti Jepang, Prancis, Spanyol, dan Amerika.

Agar kerajinan ini dapat terus bertahan, pemerintah Kota Tasikmalaya telah melakukan berbagai pembinaan, di antaranya pelatihan dan bantuan peralatan agar pengrajin dapat meningkatkan kualitas. Pemerintah Kota Tasikmalaya juga membuat peraturan untuk mewajibkan penggunaan payung geulis sebagai hiasan depan pintu di setiap hotel, perkantoran, dan rumah makan yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya. Sudut Kota Tasikmalaya semakin menawan dengan adanya si payung geulis ini.

Kelom Geulis Khas Tasikmalaya

Masih dengan akhiran kata geulis, kerajinan lainnya yang menjadi legenda di Tasikmalaya adalah kelom geulis. Kelom geulis merupakan salah satu hasil kerajinan khas Tasikmalaya berupa alas kaki wanita yang terbuat dari kayu. Sentra produksi kerajinan kelom geulis Tasikmalaya terdapat di Desa Setiamulya, Mulyasari, Kersanegara, Sukahurip, Sumelap.

Kelom geulis ini awalnya dikenal sebagai sandal bakiak. Lama-lama sandal bakiak ini berkembang dengan berbagai model yang cantik-cantik. Kata kelom sendiri diambil dari bahasa Belanda, yaitu "kelompen" yang berarti sandal kayu. Serta disebut kelom geulis karena tampilan alas kaki dari kayu tersebut tampak indah dan cantik. Setelah dipoles dengan cat warna-warni dan dihias dengan ukiran berbagai motif yang menarik.

Konon pada masa lalu, kaum wanita yang memakai alas kaki tersebut akan terlihat cantik, anggun, dan memesona. Kelom geulis ini biasanya di pakai untuk acara-acara resmi seperti pernikahan ataupun acara keluarga.

Sumber: jabarprov.go.id
Sumber: jabarprov.go.id

Untuk membuat kelom geulis ini ada dua jenis kayu yang digunakan, yaitu kayu mahoni dan pinus. Keduanya mempunyai keunggulan, kayu mahoni memiliki kualitas yang baik dan tahan lama, sedangkan kayu pinus memiliki keunggulan di warna kayunya. Namun kini peminat kelom geulis dari pinuslah yang banyak digemari anak muda.

Untuk membuat model kelom yang diinginkan, balok kayu di sketsa sesuai ukuran. Membutuhkan mesin untuk memotong bagian kayu yang tidak digunakan ini. Kemudian bagian yang masih kasar, dihaluskan agar si pemakai lebih nyaman.

Kemudian inilah rahasianya, kelom geulis ini diukir tanpa sketsa untuk menarik anak muda Indonesia untuk mau memakainya. Hiasan kelom umumnya adalah hiasan ukiran dengan motif bunga. Sekarang ini, terdapat juga kelom dengan menggunakan hiasan cat air brush dan juga hiasan batik atau yang lebih di kenal dengan kelom batik.

Sama seperti payung geulis, kelom geulis pun tak ingin kalah, kerajinan yang satu ini banyak diminati bukan saja di Tasikmalaya atau cakupan nasional tetapi juga hingga internasional.

Nah itulah beberapa kerajinan khas Tasikmalaya yang harus kita lestarikan. Kita sebagai penerus bangsa harus bangga dan jangan sampai melupakan produk-produk buatan negeri kita sendiri yaa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun