Pasti banyak nih di antara kita, terutama para mahasiswa yang sering begadang di malam hari. Entah itu karena mengerjakan tugas, kerja shift malam yang tidak bisa ditawar, atau hanya sekedar menghilangkan rasa bosan dengan bermain game, menonton film atau k-drama, dan lain sebagainya.Â
Padahal kita semua sudah paham kalau begadang itu tidak baik untuk kesehatan tubuh kita, bahkan untuk jangka panjangnya. Apalagi, setelah bangun tidur badan kita terasa tidak enak dan cenderung mengantuk.
Nah jika seseorang sudah merasa kurang tidur dan merasa sangat lelah, pasti ia akan berpikir untuk balas dendam dengan tidur seharian keesokan harinya. Kegiatan itu akan terus berulang sampai akhirnya menjadi sebuah kebiasaan sehingga membentuk pola tidur yang buruk. Namun kebiasaan tersebut malah dianggap lumrah oleh masyarakat sebagai upaya untuk membayar 'utang tidur' dari semalam begadang.
Sebenarnya, utang tidur bisa dibayar gak sihh?
Jawabannya, TIDAK BISA.
Kenapa?? Karena apa yang terjadi pada tubuh kita ketika begadang sudah terlanjur terjadi. Dengan menghabiskan tidur seharian atau hibernasi pun tidak akan bisa mengembalikan apapun dari tubuh kita yang sudah terlanjur rusak. Meskipun ngantuknya hilang sih, tetapi hal tersebut tidak menyembuhkan dampak negatif yang ditimbulkan akibat begadang. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, justru yang ada tubuh kita semakin stress dan kualitas tidur semakin buruk.
Berdasarkan penelitian tentang waktu tidur, tubuh manusia memang sudah memiliki kemampuan untuk bisa menyesuaikan juga memulihkan diri dan energi secara bertahap. Misalnya, ketika masih bayi waktu tidur kita bisa sampai 15 jam per hari. Kemudian ketika anak-anak waktu tidur kita menjadi 13 jam per hari, lalu beranjak remaja waktu tidur kita menjadi 10 jam per hari. Hingga akhirnya ketika dewasa, idealnya kebutuhan tidur kita menjadi 7-8 jam per hari.
Intinya, setiap individu mempunyai kebutuhan tidur yang berbeda-beda tentunya, tergantung aktivitas yang dilakukan. Akan tetapi mirisnya, sejak kehidupan manusia tidak bisa lagi diatur oleh siang dan malam, manusia jadi seenaknya tidur dengan alasan yang bermacam-macam tadi. Kebiasaan buruk itulah yang menjadi masalah karena tubuh bisa berontak kapan saja tanpa kita sadari.
Memenuhi waktu tidur merupakan bagian dari pola hidup sehat. Jika waktu tidur tidak dicukupi, akan menimbulkan berbagai dampak negatif pada tubuh kita. Mulai dari kulit tidak sehat, mengurangi daya nalar dan kemampuan memecahkan masalah serta konsentrasi.Â
Bahkan, jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, kebiasaan begadang juga dapat memicu dan meningkatkan risiko kita terkena penyakit kronis loh, di antaranya seperti hipertensi, obesitas, dan diabetes.Â
Selain itu, tidur di bawah 6 jam sehari dapat menyebabkan arteroklerosis (penumpukan plak pada pembuluh arteri) yang mana hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan kardiovaskular kita, sehingga pada akhirnya dapat mempercepat kematian.
Menurut peneliti, Christopher Depner (2019) yang dilansir dari laman Medical Daily, menemukan jika orang yang balas dendam dengan tidur seharian penuh di akhir pekan karena kekurangan tidur di hari kerja masih memiliki utang fisiologis yang lain, seperti berisiko terhadap peningkatan berat badan dan penurunan sensitivitas insulin. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2.
Tidak hanya itu, dilansir dari laman Pubmed.gov, Motomura dkk (2017) juga menemukan bahwa utang tidur dapat mengurangi kemampuan prefrontal korteks yang pada akhirnya menekan fungsi amigdala. Fyi nih, Prefrontal korteks merupakan bagian otak yg hanya dimiliki oleh manusia loh. Bagian tersebutlah yang membedakan manusia dengan hewan. Meskipun sebenernya menurut Peter Stern (2017) Prefrontal korteks juga dimiliki oleh primata lain, namun proporsinya pada manusia jauh lebih besar dan itulah yg menjadikan kita spesial.
Salah satu alasan mengapa utang tidur tidak bisa dibayar dengan semudah itu, ya karena tubuh kita butuh waktu 4 jam tidur untuk mengganti 1 jam waktu yg hilang dari total kebutuhan tidur kita (Kitamura, 2016). Penelitian yang sama juga mendukung adanya penurunan fungsi endokrin terutama insulin.
Agar tubuh tetap sehat dan prima, ada cara tepat untuk memperbaikinya yakni dengan menambah jam tidur. Hitunglah terlebih dahulu jam tidur kamu yang hilang, kemudian alokasikan jam tidur yang hilang tersebut untuk waktu tidur kamu beberapa hari ke depan.Â
Misalnya, jika hari ini begadang dan hanya tidur 4 jam saja, berarti kamu mempunyai utang tidur selama 2 jam, serta waktu yang harus kamu pakai untuk membayar utang setidaknya 8 jam. Disarankan waktu tidur yang akan diubah tidak boleh bertambah terlalu banyak dan hanya boleh 1-2 jam saja yaa.
Solusinya sih, cobalah tidur siang selama 15-30 menit saja. Jangan sampai tidur siang terlalu lama, hal ini justru dapat membuat kita kesulitan untuk tidur di malam hari dan membuat utang tidur malah jadi bertambah. Selain itu, kita juga bisa menambah jam tidur di akhir pekan sebanyak 1-2 jam dari total kebutuhan waktu tidurmu. Segera setelah bangun, pastikan kamu untuk mendapat paparan sinar matahari yang cukup yaa, karena ini memainkan peran penting dalam membangunkan otak.
Akan tetapi, lain halnya jika utang tidur kita sudah menumpuk hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun lamanya. Jika sudah begini, cobalah untuk mulai mencukupi waktu tidur kita setiap malamnya. Kamu juga bisa menghindari penggunaan alarm agar tubuh dapat bangun sendiri sesuai kebutuhannya, cobalah dengan tidur lebih awal. Seiring berjalannya waktu, jam tidur kamu akan kembali normal dengan sendirinya.
Jangan jadikan begadang menjadi suatu hal yang lumrah. Utang tidur bukanlah perkara yang sepele. Bila kita ingin selalu sehat, usahakan untuk mengatur pola tidur yang cukup setiap harinya yaa. Ingat, kesehatan adalah hal terpenting dalam hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H