Mohon tunggu...
Defar Badruzaman
Defar Badruzaman Mohon Tunggu... Lainnya - Hakikat hidup laksana terangnya purnama.

Madrasah Aliyah Miftahul Falah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Universitas Insan Cita Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat Itu Asyik bagi Kalian yang Tidak Suka Berisik

5 Desember 2023   00:04 Diperbarui: 5 Desember 2023   00:30 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata kuncinya;

"Penalaran (tiap penalaran mempunyai logika, penalaran suatu proses berpikir logis)". 

Nah sudah jelas kan? Dalam penalaran ini dijelaskan seperti apa proses berpikir untuk mencapai kebenaran, jadi gak asal menyimpulkan atau mudah menjudge suatu objek, seseorang. Nah kalau udh memahami itu akan reflek masuk ke dalam alam bawah sadar sehingga kita akan otomatis untuk berpikir apabila kita menerima suatu hal yang tidak masuk akal.

Kemudian barulah kita masuk ke logika, apa sih logika itu?

Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika. Secara lebih luas logika didefinisikan sebagai "pengkajian untuk berpikir sacara sahih".

 Cara penarikan kesimpulan berdasarkan penalaran ilmiah, yaitu logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif merupakan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata (khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum, sedangkan logika deduktif merupakan penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).

 Penarikan kesimpulan secara deduktif menggunakan pola berpikir silogisme. Disusun dari dua buah pertanyaan dan sebuah kesimpulan.

Nah itu yang disebut logika, jadi harus melalui proses pengkajian untuk menghasilkan pikiran yang shahih, barulah kita bisa menyimpulkan, setelah menyimpulkan kita akan leluasa untuk melakukan tindakan apapun. 

Kadang kita itu kalau ada kejadian apapun selalu langsung menyimpulkan padahal apa yang kita pikirkan itu belum tentu benar, makanya gak heran kalau mudah bawa perasaan atau bahasa keren nya itu baper. Nah itu solusi memiliki mental yang kokoh dari, gak langsung bawa hati akan tetapi di cerna dulu baru di masukan ke hati. Makanan aja kan perlu di cerna dulu, kalau gak sesuai dengan tubuh kita otomatis badan kita menolak dan memuntahkannya. Begitupun cara kita menyikapi suatu keadaan, gak perlu asbun, tidak mudah memasukkan ke dalam perasaan, menghadapi dengan tenang. 

Contoh kasusnya;

Kemenangan terbaik bukanlah mengalahkan lawan melainkan mengalahkan keinginan terburuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun