Mohon tunggu...
Defar Badruzaman
Defar Badruzaman Mohon Tunggu... Lainnya - Hakikat hidup laksana terangnya purnama.

Madrasah Aliyah Miftahul Falah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Universitas Insan Cita Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat Itu Asyik bagi Kalian yang Tidak Suka Berisik

5 Desember 2023   00:04 Diperbarui: 5 Desember 2023   00:30 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan Filsafat, menuju kebijaksanaan 

Maybe zaman sekarang itu Overthinking, cemas berlebihan, mudah marah, mental healthy, menjadi topik pembicaraan yang begitu hangat dikalangan gen-z. Ada satu hal yang menarik yang ingin saya sampaikan untuk mendapatkan ketenangan yang begitu hangat. Apakah itu? Yes salah satunya filsafat.

I feel filsafat adalah salah satu jalan menuju ketenangan tatkala dunia sedang berisik dan gaduh. Tarohlah suatu masalah kemudian seperti apa kita menyikapi permasalahan itu? Apakah dengan amarah? Emosi? Bahkan tindakan verbal dan non verbal? 

Semenjak berada di hamparan filsafat, ada ketenangan yang sangat begitu berharga. Karena ia mengajarkanku bagaimana menjadi manusia yang bijaksana dalam keadaan apapun. Mengajarkanku berpikir sejernih mungkin sebelum melakukan tindakan apapun. Memfilter apa saja yang perlu kita pikirkan, apa saja yang tidak perlu kita pikirkan. 

Untuk mencapai tahap yang efektif tentu ada langkah-langkah yang harus di lalui untuk mencapai tujuan itu. Tujuannya adalah ber-filsafat, langkah-langkahnya kalau dalam Islam itu sebelum ber-filsafat harus mempelajari ilmu Mantiq, kalau secara umum ilmu Mantiq itu ilmu yang mempelajari cara berpikir yang baik dan benar (ilmu logika). Nah sebelum berlogika itu ada yang namanya penalaran, apa itu penalaran? Kalau dalam buku filsafat ilmu karya pak Jujun Sumantri:

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan. perasaan, tetapi tidak semua kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran.

Jadi penalaran adalah kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:

1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika.

2. Proses berfikirnya bersifat analitik.

Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu. Perasaan adalah suatu penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran. Intuisi adalah suatu kegiatan berpikir yang nonanalitik yang tidak mendasarkan diri pada pola pikir tertentu.

Kata kuncinya;

"Penalaran (tiap penalaran mempunyai logika, penalaran suatu proses berpikir logis)". 

Nah sudah jelas kan? Dalam penalaran ini dijelaskan seperti apa proses berpikir untuk mencapai kebenaran, jadi gak asal menyimpulkan atau mudah menjudge suatu objek, seseorang. Nah kalau udh memahami itu akan reflek masuk ke dalam alam bawah sadar sehingga kita akan otomatis untuk berpikir apabila kita menerima suatu hal yang tidak masuk akal.

Kemudian barulah kita masuk ke logika, apa sih logika itu?

Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika. Secara lebih luas logika didefinisikan sebagai "pengkajian untuk berpikir sacara sahih".

 Cara penarikan kesimpulan berdasarkan penalaran ilmiah, yaitu logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif merupakan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata (khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum, sedangkan logika deduktif merupakan penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).

 Penarikan kesimpulan secara deduktif menggunakan pola berpikir silogisme. Disusun dari dua buah pertanyaan dan sebuah kesimpulan.

Nah itu yang disebut logika, jadi harus melalui proses pengkajian untuk menghasilkan pikiran yang shahih, barulah kita bisa menyimpulkan, setelah menyimpulkan kita akan leluasa untuk melakukan tindakan apapun. 

Kadang kita itu kalau ada kejadian apapun selalu langsung menyimpulkan padahal apa yang kita pikirkan itu belum tentu benar, makanya gak heran kalau mudah bawa perasaan atau bahasa keren nya itu baper. Nah itu solusi memiliki mental yang kokoh dari, gak langsung bawa hati akan tetapi di cerna dulu baru di masukan ke hati. Makanan aja kan perlu di cerna dulu, kalau gak sesuai dengan tubuh kita otomatis badan kita menolak dan memuntahkannya. Begitupun cara kita menyikapi suatu keadaan, gak perlu asbun, tidak mudah memasukkan ke dalam perasaan, menghadapi dengan tenang. 

Contoh kasusnya;

Kemenangan terbaik bukanlah mengalahkan lawan melainkan mengalahkan keinginan terburuk. 

Sudah jelas itu tindakan yang "bijaksana" karena ia tidak melakukan penyerangan terhadap lawan yang pada akhirnya akan mencederai kemanusiaannya. Untuk ber-filsafat amatlah sederhana, kau melakukan tindakan apapun dengan cara yang bijaksana mama kau sudah ber-filsafat.

Selamat datang di pintu filsafat! 

Lantas apa itu filsafat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun