Mohon tunggu...
Achmat Amar Fatoni
Achmat Amar Fatoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

seseorang yang berusia 20 tahun yang mempunyai ketertarikan dalam menulis. Saya mencoba menuangkan hobi menulis saya di platform ini. Topik yang saya sukai adalah cerpen, lingkungan hidup, astronomi, sejarah dll. Semoga kamu suka tulisanku, Enjoy :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesetaraan Gender dalam Dunia Kerja

10 September 2024   21:55 Diperbarui: 10 September 2024   22:09 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gender gap/its.ac.id

Malang, 10 September - Di sebuah pabrik tekstil yang membentang luas di pinggiran kota, Alia bekerja keras di samping mesin jahitnya. Jarinya lincah menari di atas kain, menciptakan pola-pola indah yang akan menghiasi pakaian-pakaian mahal. Setiap hari, Alia memulai paginya dengan semangat yang sama, namun di balik senyumnya tersimpan sejuta harapan dan juga kegelisahan.

Alia adalah satu dari sedikit perempuan yang bekerja di bagian produksi. Mayoritas pekerja di pabrik ini adalah laki-laki yang mendapat upah lebih tinggi dan posisi yang lebih strategis. Meskipun sama-sama berkeringat dan bekerja keras, Alia merasa ada jurang yang dalam memisahkan dirinya dengan rekan-rekan prianya.

Suatu hari, Alia bertemu dengan seorang perempuan muda bernama Dara yang baru saja diterima bekerja di bagian desain. Dara memiliki ide-ide kreatif yang segar dan semangat yang membara. Dara tidak hanya mendesain, tetapi juga sering turun langsung ke lapangan untuk melihat proses produksi.

"Aku kagum dengan ketelitian dan kecepatanmu dalam menjahit, Alia," puji Dara.

Alia tersenyum tipis. "Terima kasih, Mbak Dara. Tapi kadang aku merasa pekerjaan kita tidak sebanding dengan upah yang kita terima."

Dara mengangguk mengerti. "Aku tahu persis perasaanmu. Tapi kita tidak boleh menyerah, Alia. Kita harus terus membuktikan bahwa perempuan juga mampu berkontribusi besar dalam industri ini."

Pertemuan dengan Dara membangkitkan kembali semangat Alia. Ia mulai aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan perusahaan, termasuk pelatihan kepemimpinan. Alia juga bergabung dengan sebuah komunitas perempuan pekerja yang sering mengadakan diskusi dan berbagi pengalaman.

Suatu ketika, pabrik mengalami kendala produksi yang cukup serius. Banyak pesanan yang tertunda karena kurangnya tenaga kerja yang terampil. Manajer produksi kebingungan mencari solusi.

Melihat situasi tersebut, Alia mengusulkan sebuah ide. Ia menyarankan agar perusahaan memberikan kesempatan kepada para pekerja perempuan untuk mengikuti pelatihan khusus sehingga mereka dapat mengoperasikan mesin-mesin yang lebih kompleks.

Awalnya, usulan Alia mendapat banyak tentangan. Namun, dengan dukungan dari Dara dan beberapa rekan kerjanya, Alia berhasil meyakinkan manajemen. Akhirnya, perusahaan mengadakan pelatihan khusus bagi para pekerja perempuan.

Setelah mengikuti pelatihan, Alia dan rekan-rekannya berhasil mengatasi kendala produksi yang terjadi. Mereka bahkan mampu meningkatkan efisiensi kerja dan menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik.

Keberhasilan Alia dan rekan-rekannya membuat manajemen pabrik terkesan. Mereka menyadari bahwa perempuan memiliki potensi yang besar dan layak mendapatkan perlakuan yang sama dengan laki-laki. Sejak saat itu, perusahaan mulai menerapkan kebijakan kesetaraan gender, termasuk memberikan kenaikan gaji dan promosi bagi para pekerja perempuan yang berprestasi.

Cerita Alia dan Dara menginspirasi banyak perempuan lainnya untuk berani bersuara dan memperjuangkan hak-hak mereka. Mereka membuktikan bahwa perempuan tidak hanya mampu bekerja, tetapi juga dapat menjadi pemimpin yang hebat.

Pesan Moral:

Cerpen ini ingin menyampaikan pesan bahwa setiap individu, tanpa memandang gender, memiliki hak yang sama untuk meraih kesuksesan. Kesetaraan gender bukan hanya sekadar slogan, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan nyata. Dengan kerja keras, semangat, dan dukungan satu sama lain, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun