Oh ya, hari ini juga saya baru menyadari bahwa ada sopir bus Transjakarta ukuran sedang jurusan Ragunan-Monas yang (sepertinya) bukan mantan sopir Kopaja AC S 602. Kebetulan tadi malam hujan. Saya sedang naik bus ke arah Ragunan. Sopir bus kami sempat bingung saat lewat di bawah flyover dekat Hotel Le Meredien. Dia panik dan bahkan sampai berseru keras-keras, “Lho, kok kelewatan, di mana nih muternya? Gimana masuknya (ke jalur lambat)?” Entah karena hujan deras sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas atau memang lupa jalan, sepertinya dia takut kelewatan belokan Semanggi untuk masuk ke Gatot Subroto. Dia pikir flyover itu adalah flyover di Semanggi. Untung banyak penumpang yang sudah biasa dengan trayek S 602, jadi banyak yang membantu. “Lurus lagi!” “Belum Pak.” “Depan lagi.” Sopir yang nampak grogi dan kemudian sempat kebingungan saat pintu halte tidak terbuka saat busnya berhenti ini sepertinya masih baru. Hahaha!
[caption caption="Spanduk harga bus Transjakarta, termasuk yang berukuran sedang."]
Jadi, saya (masih) salah satu pelanggan Kopaja AC S 602, jurusan Ragunan-Monas-Senen. Sampai dengan awal bulan Desember ini, saya masih memanfaatkan bus kecil berwarna abu-abu dan hijau itu untuk mengantar saya pergi pulang ke tujuan tertentu. Setelah bus ini ganti baju menjadi bus Transjakarta, saya tetap setia menaiki bus ini (walau sekarang trayeknya tidak sampai Senen). Bukan apa-apa, bus ini bisa mengantar saya sampai tujuan dengan cepat karena lewat jalur busway, walau tidak bisa berhenti di sembarang tempat. Tidak masalah. Toh, hal ini membantu menjaga ketertiban lalu lintas juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H