Mohon tunggu...
Dee Dee Sabrina
Dee Dee Sabrina Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

http://insideedee.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membunuh Tuhan

30 Juni 2011   17:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:02 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki itu bersandar pada sebuah tembok kotor dan berlumut, pundaknya bergerak naik turun dengan cepat, terengah-engah. Dia melihat ke arah jalan raya yang kini telah dibanjiri manusia. Asap tebal membumbung tinggi dari bangunan yang baru saja dibakarnya, gereja ketiga dalam bulan ini.

---

"Orang sini, Mas?" Seorang pria cukup berumur menegurnya ketika dia baru saja duduk di sebuah warung. Galuh menggeleng pelan, nafasnya belum cukup teratur untuk membuka mulut dan berbicara.

"Datang dari arah mana?" Pria berumur itu kembali bertanya setelah yang diajak bicara memesan segelas teh manis dingin. Galuh menunjuk ke satu arah.

"Oh, berarti liat kebakaran gereja di sana, Mas?" Pria itu menaikkan intonasi bicaranya.

"Orang gila mesti itu yang bakar. Gak menghargai agama lain. Kaum fanatis yang lebih mirip preman!"

"Tapi sebulan yang lalu di daerah Utara, empat mesjid dibakar juga lho, Pak!" Penjaga warung ikut angkat bicara, sambil meletakkan gelas di hadapan Galuh.

"Yaa.. Memang sudah gila semuanya, Dek! Balas-balasan bakar rumah ibadah.. Sok ngebela agama. Lah, lucu.. Tuhan kok dibela!" Si pria berumur menanggapi.

Galuh meneguk teh manis dingin di gelasnya dengan cepat hingga tandas. Kemudian meletakkan selembar uang lima ribu di atas meja.

"Maaf, saya buru-buru. Mari, Pak.." Galuh beranjak keluar.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun