Teori orang bodoh. Mungkin ya, mungkin. Bukan salah perempuannya. Maksudku, jumlah laki-laki lebih banyak di dunia. Mereka yang membentuk persepsi. Terlalu sering dijadikan objek fantasi, perempuan membentuk budayanya sendiri. Merendahkan demi laki-laki. Cantik kan tak hanya berbadan tinggi, langsing, berbetis indah bak kaki meja kaca, hidung mancung dan rambut ikal Nur Lela. Apa kamu tahu? Gambaran Cleopatra ratu tercantik sejagad raya yang langsing bertubuh indah itu dusta! Cleopatra itu adalah perempuan pendek yang gendut, semok, bertetek besar dan berbokong tebal. Sungguh, ala ala perempuan jawa tahun tua.
Sayangnya perempuan sekarang lebih suka jadi barbie. Aku suka sedih lihat perempuan kutilang (kurus-tinggi-langsing) menjelang melahirkan. Susah!!! Soalnya nggak punya pinggul.
Hahaha.. Tapi kamu hebat, tahu? Aku pun dulu memasukkan kriteria itu dalam pencarian. Tak hanya cantik, tapi mengagumkan. Dan kamu, segampang itu saja menepis harga mati bertahun-tahun. Kurasa akhirnya aku percaya, kecantikan itu adalah tentang bagaimana cara kita menghargai dan merawat diri sendiri. Takkan kubilang perempuan dekil dan bau badan itu cantik pula, tentu tidak. Dia tak menghargai dirinya sendiri. Itu tak cantik sama sekali. Begitu, bukan ya?
Bisa jadi cuma begitu. Cantik wajah nyatanya bisa diusahakan. Tambah bedak dan gincu, cukup. Iyalah! Perempuan dekil dan bau tandanya kurang bersyukur. Tubuh kita indah dan mutlak butuh perawatan. Tapi tak perlulah terlalu berlebihan. Jadi hamba kecantikan, menurutku, pekerjaan termudah yang bisa dilakukan seorang perempuan.
Ya ya, betul. Kali ini bolehlah kita sepakat. Kamu cantik, aku tampan. Sempurna bukan? Walau aku memang lebih punya brain dan behavior. Hahaha.. Hey, cantik! Sini kamu! Kita bercinta saja, mumpung masih muda dan itu kulit belum mendadak kriput dan lalu aku lebih bernafsu menciumi rambutmu.
Eergh, sial..
(Percayalah, adegan selanjutnya tidak pantas kami publish. terlalu, terlalu, oooh, terlalu.. Sempurna.)
--------------------
*Italic oleh Tha, biasa milik si tampan Joko syalala (tetep, supaya rimanya sama)
[Medan - Jakarta, 27 Agustus 2010]
*Tenang, ini bukan masturbasi, sedang tidak hobi