Cerita tentang itik buruk rupa tidak pernah semenarik kisah cinta para putri. Rapunzel, Ariel, Putri Salju, Cinderella, siapa yang tidak tahu mereka?
Rapunzel, Cinderella dan segala-gala punya nenek sihir atau ratu buruk rupa yang ingin jadi cantik selamanya. Siapa tidak kagum pada akal mereka?
Putri-putrian ini makin lama semakin ingin membuatku muntah. Coba direka, awalnya sengsara, lalu berakhir bahagia. Eh, tapi tunggu dulu. Barisan perempuan ini sebenernya bermental babu, betul tidak? Cinderella jadi pesuruh. Putri Salju penunggu rumah kurcaci, Rapunzel bisa ini itu. Uhm, ada kerennya juga ternyata mereka.
Si cantik bernasib malang, sesungguhnya paling banyak bodoh. Tidak keren sama sekali. Kukira Dewi Fortuna seorang lesbi. Bagaimana tidak, mereka hanya mengandalkan keberuntungan. Lewat jam 12 malam, jam berdentang, sehari kemudian sang pangeran datang menjemput. Berserah pada nasib, bergantung pada kurcaci-kurcaci dungu, lalu pangeran tampan datang mengecup. Ya ya, Dewi Fortuna tak suka perempuan buruk rupa. Positif! Kurasa dia homoseksual.
Dan sepertinya, pangeran otaknya harus mulai direparasi. Dongeng putri selalu berakhir ketika putri dilamar, dicium, titik. Kehidupan sesudah mereka mereka? Cih! Taruhan, tidak akan ada pendongeng yang berani bercerita. Kurasa, setelah menikah, pangeran sadar bahwa mereka terikat pada gadis dungu. Lebih parah, menikahi boneka!
Hahahaha bisa jadi begitu. Jangan-jangan pada akhirnya pangeran berselingkuh dengan babu. Karena ternyata, si putri bergaun mahal tak semenarik ketika bercelemek kotor dengan comeng di wajah. Mungkin ketika akhirnya mereka punya segala-galanya, sang putri jadi hamba kecantikan, dan si pangeran malah menemukan arti lain tentang kecantikan dari dalam? Ah, atau sebaliknya? Pangeran lebih dulu menyadari mereka punya bakat cantik, menikah, lalu lama kelamaan menjadi terlihat biasa saja?
Lalu, pangeran selingkuh sama nenek sihir! Hahaha.. Sederhana. Nenek sihir lebih pintar, kreatif, dan ya, bukan perempuan manja. Harusnya berakhir begitu. Ketika menua, nenek sihir makin menjadi-jadi, dan itu keren! Sayangnya, nenek sihir selalu digambarkan yang ooh maha dahsyat jahatnya. Kupikir itu bagian dari cemburunya si lesbi Dewi Fortuna. Selain itu, dunia ini masih senang yang indah-indah.
Ya, benar begitu. Cantik itu perlu, tapi otak juga harus jaminan mutu. Kalau itu dongeng-dongeng lalu, harusnya manusia sekarang lebih kreatif. Cantik bukan syarat tunggal. Beauty, Brain, Behavior, itu syarat mutlak. Seharusnyaaa.. Tapi yang nyata, masih banyak orang buta karena muka boneka. Aku? Cih, maaf maaf saja. Percuma cantik kalau berbicara tentang Stalin saja dia masih bertanya, "siapa?".
Terima kenyataan!!! 3B itu sekarang sudah jadi jualan. Kontes-kontes merajalela. Gembar-gembor 3B, inilah, itulah. Tetap saja, perempuan cantik selalu melangkah di depan. Lihat saja di lagu-lagu. "Dari wajah turun ke entah.." , "Wajahmu mengalihkan semestaku." Blablabla..
Ah.. Entah ya. Aku tetap tidak sependapat dengan kecantikan dalam mengalahkan luar. Atau kecantikan luar mendiskriminasi yang dalam. Buatku dua-duanya harus sejalan. Maaf, aku sih tidak suka yang setengah-setengah. Kalau bisa dapat yang lebih mendekati sempurna, kenapa harus terima yang apa adanya saja?
Mauku juga begitu. Perempuan cantik, tolong jangan pongah. Perempuan jelek, jangan menyerah. Si cantik dibilang cantik karena ada si jelek, begitu kan ya? Tapi sempurna itu kan utopis sayang.. Dan tidak semua pangeran berpikir seperti kamu. Sayang! Suka nggak lihat film bokep yang pemeran wanitanya buruk rupa!! Hahahahaha..
Aku tidak suka bokep sama sekali. Dan teori perangsangan visual begitu tidak punya efek yang berarti. Kenapa harus berfantasi kalau bisa dapat yang asli? Hahaha. Bagaimana ya, kecantikan luar memudar, itu benar. Kecantikan hati abadi, hmm.. Hampir tepat. Tapi bukankah karena itu mereka harus saling melengkapi? Kamu! Suka eskrim? Tak sampai 15 menit sudah cair tak enak lagi. Itu yang menjadikan 15 menitmu tiba-tiba berarti. Berburu dengan waktu menghabiskannya. Kecantikan pun kurasa begitu. Nikmati selagi bisa. Sebelum pupus dimakan usia, dan akhirnya mata kita menjadi buta, yang terlihat ya cuma itu.. Kecantikan dalam yang katanya abadi tadi.
Terlalu lama, butuh kesabaran ekstra. Tunggu tua? Belum-belum sudah bunuh diri lihat keriput di wajah! Itu alasan kenapa anti aging sangat laku di pasaran. Butuh lebih dari 15 menit untuk memastikan, ya, perempuan ini cantik hatinya. Kita generasi instan sayang!
Teori orang bodoh. Mungkin ya, mungkin. Bukan salah perempuannya. Maksudku, jumlah laki-laki lebih banyak di dunia. Mereka yang membentuk persepsi. Terlalu sering dijadikan objek fantasi, perempuan membentuk budayanya sendiri. Merendahkan demi laki-laki. Cantik kan tak hanya berbadan tinggi, langsing, berbetis indah bak kaki meja kaca, hidung mancung dan rambut ikal Nur Lela. Apa kamu tahu? Gambaran Cleopatra ratu tercantik sejagad raya yang langsing bertubuh indah itu dusta! Cleopatra itu adalah perempuan pendek yang gendut, semok, bertetek besar dan berbokong tebal. Sungguh, ala ala perempuan jawa tahun tua.
Sayangnya perempuan sekarang lebih suka jadi barbie. Aku suka sedih lihat perempuan kutilang (kurus-tinggi-langsing) menjelang melahirkan. Susah!!! Soalnya nggak punya pinggul.
Hahaha.. Tapi kamu hebat, tahu? Aku pun dulu memasukkan kriteria itu dalam pencarian. Tak hanya cantik, tapi mengagumkan. Dan kamu, segampang itu saja menepis harga mati bertahun-tahun. Kurasa akhirnya aku percaya, kecantikan itu adalah tentang bagaimana cara kita menghargai dan merawat diri sendiri. Takkan kubilang perempuan dekil dan bau badan itu cantik pula, tentu tidak. Dia tak menghargai dirinya sendiri. Itu tak cantik sama sekali. Begitu, bukan ya?
Bisa jadi cuma begitu. Cantik wajah nyatanya bisa diusahakan. Tambah bedak dan gincu, cukup. Iyalah! Perempuan dekil dan bau tandanya kurang bersyukur. Tubuh kita indah dan mutlak butuh perawatan. Tapi tak perlulah terlalu berlebihan. Jadi hamba kecantikan, menurutku, pekerjaan termudah yang bisa dilakukan seorang perempuan.
Ya ya, betul. Kali ini bolehlah kita sepakat. Kamu cantik, aku tampan. Sempurna bukan? Walau aku memang lebih punya brain dan behavior. Hahaha.. Hey, cantik! Sini kamu! Kita bercinta saja, mumpung masih muda dan itu kulit belum mendadak kriput dan lalu aku lebih bernafsu menciumi rambutmu.
Eergh, sial..
(Percayalah, adegan selanjutnya tidak pantas kami publish. terlalu, terlalu, oooh, terlalu.. Sempurna.)
--------------------
*Italic oleh Tha, biasa milik si tampan Joko syalala (tetep, supaya rimanya sama)
[Medan - Jakarta, 27 Agustus 2010]
*Tenang, ini bukan masturbasi, sedang tidak hobi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H