Mauku banyak. Maumu saja. Ayo, berbagi! Pelit sekali.
Mauku secepatnya. Tapi kamu tidak akan mampu. Masih senang bermain sana-sini. Dasar bayi!
Mau aku cepat dewasa ya? Sini aku kasih tahu, orang dewasa tak suka badut. Mengerti ?
Lalu kenapa? Aku juga tak berencana jadi badut selamanya. Bodoh.
Tapi itu kan masih rencana... Ya kan ya kan?
Susahnya berbicara dengan bayi. Sudahlah. Tidak semua harus dimengerti.
Ajari aku mengerti, apa maumu. Jangan ditinggal pergi, kamu begitu, berkali-kali... Sadar? Rumah itu dibangun sayang, bukan ditunggu sampai, plop! Jadilah rumah. Kamu harus paham itu dulu.
Ah, itu kata-kataku!
"Kita kebanyakan kata." Setuju?
Sejak tadi. Makanya, sudah, akhiri. Bisa? Harga diriku sudah bosan di kamar mandi.
Kamu.. sini. Setelah cemburu, aku rindu.
Aku pun. Menggebu.
Deru dan debu.. Ingat tidak sinetron itu??
Deru dan debu. Ah aku lupa siapa nama pemerannya itu. Tapi pasti picisan. Tidak seperti kita. Romantika anak muda. Dimodernisasi. Terdistorsi. Alalaaahhh.. Sini! Buat semua orang iri. *kecup hangat di dahi