suatu pagi,
para gadis duduk bertelekan tangan
wajahnya yang bersih, putih dan berkilau tampak begitu menawan
perlahan mereka keluarkan tepak kuningan yang tersebunyi di balik lampit,
gobeklah namanya
terdapat sirih, gambir, kapur, dan pinang di dalamnya.
perlahan, diraciknya
lalu dikunyahnya sambil saling melontarkan goda
semburat merah pun segera menghiasi bibir dan mulutnya
kontras sekali dengan wajah putihnya
dan
ketur di bawah pun dengan sabar penuh setia
menunggu percikan ludah mereka yang pekat seakan penuh darah
lalu,
disisipkannya tembakau halus yang telah terpilin bulat ke dalam bibir mungilnya
masih dengan senyumnya, dia lakukan itu semua
setelah puas, mereka pun menutup gobek kuningannya
dan berjalan menuju ke dalam
para pemuda melirik dengan hela kecewa
karena ritual indah pagi itu berakhir dengan begitu cepatnya
hanya menyisakan angan
tentang wajah-wajah putih dan bibir merah merona yang menggemaskan
*terinspirasikan dari bunga nan cantik ini
[caption id="attachment_182816" align="aligncenter" width="225" caption="foto dok. pribadi Dewi"][/caption]
Dalam bahasa populer, bunga ini dikenal dengan nama nona makan sirih. Nama latinnya adalah Clerodendron thomsonae Balf.f. Daunnya dapat digunakan untuk obat radang selaput gendang telinga, berpotensi menghilangkan panas dan racun.
Sumber artikel :
http://www.sungaikuantan.com/2010/02/makna-berkapur-sirih-bagi-orang-melayu.html
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=91
Keterangan :
lampit : tikar dari pandan atau serutan pelepah daun nipah
gobek : kotak penyimpan bahan nginang
ketur : tempat ludah orang yang menginang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H