Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sudah di Bogor, sementara akan jadi pembaca setia kompasiana.. :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Putih Merona Merah..

2 Juli 2010   01:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:09 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

suatu pagi,

para gadis duduk bertelekan tangan

wajahnya yang bersih, putih dan berkilau tampak begitu menawan

perlahan  mereka keluarkan tepak kuningan yang tersebunyi di balik lampit,

gobeklah namanya

terdapat sirih, gambir, kapur, dan pinang di dalamnya.

perlahan, diraciknya

lalu dikunyahnya sambil saling melontarkan goda

semburat merah pun segera menghiasi bibir dan mulutnya

kontras sekali dengan wajah putihnya

dan

ketur  di bawah pun dengan sabar penuh setia

menunggu percikan ludah mereka yang pekat seakan penuh darah

lalu,

disisipkannya tembakau halus yang telah terpilin bulat ke dalam bibir mungilnya

masih dengan senyumnya, dia lakukan itu semua

setelah puas, mereka pun menutup gobek kuningannya

dan berjalan menuju ke dalam

para pemuda melirik dengan hela kecewa

karena ritual indah pagi itu berakhir dengan begitu  cepatnya

hanya menyisakan angan

tentang wajah-wajah putih dan bibir merah merona yang menggemaskan

*terinspirasikan dari bunga nan cantik ini

[caption id="attachment_182816" align="aligncenter" width="225" caption="foto dok. pribadi Dewi"][/caption]

Dalam bahasa populer, bunga ini dikenal dengan nama nona makan sirih. Nama latinnya adalah Clerodendron thomsonae Balf.f. Daunnya dapat digunakan untuk obat radang selaput gendang telinga, berpotensi menghilangkan panas dan racun.

Sumber artikel :

http://www.sungaikuantan.com/2010/02/makna-berkapur-sirih-bagi-orang-melayu.html

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=91

Keterangan :

lampit : tikar dari pandan atau serutan pelepah daun nipah

gobek : kotak penyimpan bahan nginang

ketur : tempat ludah orang yang menginang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun