Jawabannya tetap tidak perlu karena sekali lagi kita adalah pasukan suci dari surga yang mendapat mandat langsung dari Tuhan untuk menghancurkan mereka, untuk membela kerajaan surga dan tahta Tuhan. Ketika baju besi putih yang berkilat sudah dipakai , dia tidak bisa dilepas karena melepasnya adalah tanda kelemahan iman.Â
Ketika pedang suci telah dicabut, tidak bisa disarungkan kembali karena itu adalah tanda kompromi. Ketika kuda sudah dihentak, hanya ada satu kata….maju! Majulah pasukan surga. Jangan gentar, lagipula mereka hanyalah orang-orang bodoh. Kita lah orang-orang pintar itu. Kita lah pemegang kebenaran menyeluruh. Kitalah pasukan pelopor untuk menghancurkan peripatetisisme. Kitalah yang ditakdirkan untuk menghancurkan idealisme. Kebenaran itu tidak ada dalam pikiran kita. Kebenaran adalah kebenaran. Maju…..Majulah.
Petir tiba-tiba menyambar. Semuanya diam, ketakutan. Seakan-akan Tuhan murka dan mengingatkan hanya Dialah pemegang kebenaran menyeluruh yang terakhir dan absolut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H