Mohon tunggu...
Dee Hwang
Dee Hwang Mohon Tunggu... penulis -

Seorang pencerita lokalitas; Pemain Biola di SAMS Chamber Orchestra Jogjakarta. (dee_hwang@yahoo.com)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perkara Buhul

3 Juli 2016   23:32 Diperbarui: 3 Juli 2016   23:45 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangan saya memberi isyarat pada Bini saya agar masuk ke kamar. Sebenarnya agar ia tak mendengar rahasia yang saya simpan setahun ini (Duh, jangan sampai! Ia mengenal saya sebagai suami yang jantan dan perkasa di ranjang). Saya berharap agar ia dapat segera menelepon kenalan bapaknya yang dukun itu. Karena serupa apapun posisi saya dan Jumahi dulu, saya tak pernah tuh, bermimpi macam-macam apalagi bersenggama dengan hewan hanya untuk berubah.

“Semut Betina kemarin? Yang pakai Gincu merah?” Pertanyaan saya membuat Jumahi menggeleng. Tatapannya menunjukkan kesukaan. Ia senyum-senyum sendiri.

”Anu....mereka  minta saya punya bini seekor Babi, Jang.”

*****

*Buhul adalah tali penyambung/ ikatan penghubung yang menghubungan benda sihir (gaib) sebagai pusat dengan target agar saling mengikat satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun