Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perempuan dalam Pusaran Energi Terbarukan

18 Juni 2024   21:17 Diperbarui: 18 Juni 2024   21:34 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Energi terbarukan | Pixabay
Energi terbarukan | Pixabay

Keempat, manfaat keberlanjutan. Sumber energi fosil bersifat terbatas dan akan habis seiring waktu. Sebaliknya, energi terbarukan berasal dari sumber yang secara alami dapat diperbarui dan tidak akan habis. Matahari akan terus bersinar, angin akan terus berhembus, dan air akan terus mengalir, memungkinkan produksi energi yang berkelanjutan tanpa menguras sumber daya alam.

Dengan beralih ke energi terbarukan, kita memastikan bahwa kita memiliki pasokan energi yang berkelanjutan untuk generasi mendatang. Ini adalah langkah penting untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang dan melindungi sumber daya alam untuk anak cucu kita.

Kelima, meningkatkan kualitas hidup manusia. Pembakaran bahan bakar fosil tidak hanya menghasilkan gas rumah kaca, tetapi juga polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Polusi udara dari pembangkit listrik tenaga batu bara, misalnya, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit pernapasan, kardiovaskular, dan kanker.

Energi terbarukan menghasilkan sedikit atau tidak ada polutan udara, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Dengan mengurangi polusi udara, kita dapat mengurangi biaya kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup.

Perempuan dan Energi Terbarukan

Pembahasan transisi energi seringkali tidak melibatkan perempuan. Transisi energi dan pengembangan energi terbarukan membutuhkan teknologi tinggi yang dianggap diluar jangkauan perempuan. 

Padahal, perempuan berhubungan langsung dengan energi dalam kehidupan sehari-hari. Tugas perempuan yang lebih banyak bersifat domestik, sangat bergantung dengan ketersediaan energi. Semakin efisien energi yang digunakan, semakin cepat pekerjaan rumah selesai. 

Selain itu, sejak dulu perempuan sudah lama terlibat dalam penggunaan energi lokal yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, menjemur kerupuk di bawah sinar matahari. Atau menjemur pakaian dengan mengandalkan panas matahari. Ada juga perempuan yang sudah memisahkan minyak jelantah untuk digunakan sebagai bahan bakar biodiesel. 

Bahkan, beberapa perempuan hebat Indonesia telah menjadi penemu sekaligus pelopor energi terbarukan yang sudah diakui secara nasional maupun global. 

Tri Mumpuni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun