Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perempuan dalam Pusaran Energi Terbarukan

18 Juni 2024   21:17 Diperbarui: 18 Juni 2024   21:34 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan dalam Pusaran Energi Terbarukan |Pixabay

Peran perempuan dalam sektor energi terbarukan semakin penting dan signifikan. Di tengah krisis iklim global dan kebutuhan akan solusi energi yang berkelanjutan, perempuan muncul sebagai kekuatan penggerak yang mampu memberikan kontribusi besar dalam berbagai aspek, mulai dari pengembangan teknologi hingga kebijakan energi.

Pentingnya Beralih ke Energi Terbarukan

Energi terbarukan menjadi topik penting dalam diskusi global tentang masa depan energi dan lingkungan. Penggunaan energi fosil nyatanya menimbulkan dampak yang cukup serius bagi lingkungan. Emisi yang dihasilkan oleh energi fosil, menimbulkan krisis yang mengancam lingkungan sekaligus masa depan manusia itu sendiri. 

Peralihan energi fosil menuju energi terbarukan menjadi fokus bersama. Transisi energi ini menjadi hal yang terus didorong oleh setiap negara, termasuk Indonesia. 

Ada beberapa alasan mengapa beralih ke energi terbarukan itu penting. Pertama, untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Sumber energi fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam telah lama menjadi andalan dunia, tetapi penggunaannya menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Gas-gas ini, termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oxide (N2O), berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim global. Perubahan iklim membawa berbagai dampak negatif, seperti peningkatan suhu global, naiknya permukaan laut, dan perubahan pola cuaca yang ekstrem.

Energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, hidroelektrik, dan biomassa menghasilkan sedikit atau tidak ada emisi gas rumah kaca. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan, kita dapat menurunkan emisi ini dan membantu memperlambat laju perubahan iklim.

Kedua, mencapai keamanan energi. Sumber energi fosil sering kali berada di wilayah geopolitik yang tidak stabil, menyebabkan ketidakpastian dalam pasokan energi dan fluktuasi harga. Ketergantungan pada impor bahan bakar fosil juga membuat negara rentan terhadap gangguan pasokan dan ketidakstabilan ekonomi.

Energi terbarukan, di sisi lain, tersedia secara lokal dan dapat diproduksi di hampir semua negara. Hal ini memungkinkan negara untuk meningkatkan keamanan energi mereka dengan mengurangi ketergantungan pada impor dan menciptakan pasokan energi yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Ketiga, manfaat ekonomi. Investasi dalam energi terbarukan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Industri energi terbarukan mencakup berbagai sektor, termasuk manufaktur, konstruksi, dan pemeliharaan. Proyek energi terbarukan seringkali membutuhkan tenaga kerja yang signifikan, baik dalam pembangunan instalasi seperti ladang angin dan pembangkit listrik tenaga surya, maupun dalam operasi dan pemeliharaan jangka panjang.

Selain itu, biaya teknologi energi terbarukan terus menurun seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan skala produksi. Misalnya, biaya panel surya dan turbin angin telah menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir, membuat energi terbarukan semakin kompetitif dengan sumber energi fosil.

Energi terbarukan | Pixabay
Energi terbarukan | Pixabay

Keempat, manfaat keberlanjutan. Sumber energi fosil bersifat terbatas dan akan habis seiring waktu. Sebaliknya, energi terbarukan berasal dari sumber yang secara alami dapat diperbarui dan tidak akan habis. Matahari akan terus bersinar, angin akan terus berhembus, dan air akan terus mengalir, memungkinkan produksi energi yang berkelanjutan tanpa menguras sumber daya alam.

Dengan beralih ke energi terbarukan, kita memastikan bahwa kita memiliki pasokan energi yang berkelanjutan untuk generasi mendatang. Ini adalah langkah penting untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang dan melindungi sumber daya alam untuk anak cucu kita.

Kelima, meningkatkan kualitas hidup manusia. Pembakaran bahan bakar fosil tidak hanya menghasilkan gas rumah kaca, tetapi juga polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Polusi udara dari pembangkit listrik tenaga batu bara, misalnya, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit pernapasan, kardiovaskular, dan kanker.

Energi terbarukan menghasilkan sedikit atau tidak ada polutan udara, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Dengan mengurangi polusi udara, kita dapat mengurangi biaya kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup.

Perempuan dan Energi Terbarukan

Pembahasan transisi energi seringkali tidak melibatkan perempuan. Transisi energi dan pengembangan energi terbarukan membutuhkan teknologi tinggi yang dianggap diluar jangkauan perempuan. 

Padahal, perempuan berhubungan langsung dengan energi dalam kehidupan sehari-hari. Tugas perempuan yang lebih banyak bersifat domestik, sangat bergantung dengan ketersediaan energi. Semakin efisien energi yang digunakan, semakin cepat pekerjaan rumah selesai. 

Selain itu, sejak dulu perempuan sudah lama terlibat dalam penggunaan energi lokal yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, menjemur kerupuk di bawah sinar matahari. Atau menjemur pakaian dengan mengandalkan panas matahari. Ada juga perempuan yang sudah memisahkan minyak jelantah untuk digunakan sebagai bahan bakar biodiesel. 

Bahkan, beberapa perempuan hebat Indonesia telah menjadi penemu sekaligus pelopor energi terbarukan yang sudah diakui secara nasional maupun global. 

Tri Mumpuni

Tri Mumpuni | Kompas
Tri Mumpuni | Kompas

Siapa yang tidak mengenal Ibu Tri Mumpuni, perempuan kelahiran Semarang ini bahkan dijuluki sebagai perempuan listrik. Sejak tahun 1990, Ibu Tri Mumpuni sudah berkeliling desa-desa di Indonesia untuk mengembangkan energi listrik dari pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang telah diakui baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Saat ini sudah lebih dari 60 desa terpencil yang dialiri listrik PLTMH melalui Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) yang dipimpin oleh Bu Puni. 

Kiprah Bu Puni di dunia energi membawanya menerima berbagai penghargaan internasional. Beliau pernah menerima penghargaan Climate Hero dari World Wildlife for Nature, penghargaan Ashden Awards, dan tahun 2021 masuk dalam jajaran tokoh muslim berpengaruh versi The Muslim 500 untuk kriteria Sains dan Teknologi.

Pri Utami

Pri Utami | UGM
Pri Utami | UGM

Pasti udah tahu dong kalau panas bumi (geothermal) adalah sumber energi terbarukan yang terkenal bersih dan sangat berpotensi di untuk dijadikan sebagai pembangkit listrik. 

Di Indonesia, Sulawesi Utara adalah daerah yang paling maju dalam penggunaan panas bumi. Menurut informasi dari Indonesia Investment, sekitar 40% pasokan listrik Sulawesi Utara berasal dari panas bumi. 

Nah, Bu Pri Utami adalah salah satu tokoh yang berperan penting dalam riset panas bumi di provinsi tersebut. Dosen program studi Teknik Geologi UGM ini fokus pada penelitian dan eksplorasi panas bumi untuk pembangkit listrik, edukasi dan potensi pariwisata. 

Perannya sangat penting dalam memastikan konversi panas bumi menjadi listrik dapat terus berkelanjutan. Selain berprofesi sebagai dosen, Ibu Pri Utami juga merupakan Kepala Pusat Penelitian Panas Bumi UGM. Kepakarannya di dunia ini membawanya diundang untuk menjadi dosen tamu di berbagai universitas bergengsi, salah satunya di University of Auckland. Tahun 2015 beliau juga meraih penghargaan New Zealand -- ASEAN Award dari pemerintah Selandia Baru atas kiprahnya dalam pengembangan panas bumi. 

Noor Titan Putri Hartono 

Noor Titan Putri Hartono | Research Gate
Noor Titan Putri Hartono | Research Gate

Noor Titan Putri Hartono atau yang akrab disapa Titan. Titan adalah seorang peneliti Post Doctoral di Helmholtz-Zentrum Berlin, dan sebelumnya juga menjadi Post Doctoral Associate di Photovoltaic Research Laboratory Massachusetts Institute of Technology (MIT). 

Penelitiannya fokus pada material sel surya supaya bisa lebih murah dan efisien. Dikutip dari halaman VOA Indonesia, motivasi Titan dalam menekuni penelitiannya adalah ingin pemerataan akses listrik di Indonesia dan hal itu akan sangat terbantu dengan teknologi panel surya. 

Sebab panel surya tidak membutuhkan transmisi dari Pulau Jawa dan dapat langsung dibangun di pulau yang membutuhkan sehingga orang-orang setempat bisa langsung menikmati listriknya. 

Titan meneliti material perovskite sebagai substitusi silikon yang saat ini menjadi komposis utama panel surya. Jika silikon terkenal masih sangat mahal karena biaya pemrosesannya yang tinggi, maka perovskite ini harganya bisa lebih murah dengan efisiensi yang sebanding dengan silikon. Namun tantangannya, perovskite masih kurang stabil. 

Nah, di sinilah Titan ingin mengambil peran, yaitu menemukan formula perovskite yang stabil. Nggak tanggung-tanggung lho, butuh lebih dari 1000 sampel hingga akhirnya Titan berhasil membuat komposisi perovskite yang delapan kali lebih stabil dari sebelumnya.  

Dia berharap melalui penelitiannya pemerataan listrik di Indonesia dapat terbantu dengan adanya teknologi panel surya perovskite.

Transisi Energi yang Berkeadilan Bagi Kelompok Rentan

Peran perempuan dalam energi terbarukan menjadi salah satu poin penting dalam terwujudnya transisi energi adil. Ini sejalan dengan apa yang diusahakan oleh Oxfam. Organisasi nirlaba ini memiliki tujuan menciptakan transisi energi yang berkeadilan bagi kelompok rentan. 

Oxfam bekerja bersama organisasi mitra dan kelompok perempuan dan laki-laki rentan untuk mengakhiri ketidakadilan, termasuk dalam bidang transisi energi. 

Transisi energi yang adil adalah tentang menghilangkan dana bahan bakar fosil dengan cara yang mengurangi kesenjangan, mengalihkan biaya aksi iklim ke negara-negara kaya yang melakukan polusi, sambil memprioritaskan keadilan ekonomi, ras, dan gender. Dengan demikian, transisi energi bisa dinikmati oleh semua kalangan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun