Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Alfira Oktaviani, Giatkan Sustainable Fashion Lewat Semilir Ecoprint

18 Oktober 2023   20:21 Diperbarui: 18 Oktober 2023   20:34 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses ini melibatkan penggunaan panas dan tekanan untuk mengalihkan pigmen alami dari tanaman ke serat kain. Pigmen alami ini memberikan efek warna dan pola yang unik pada kain serta menciptakan tampilan yang menarik dan alami.

Ecoprint sendiri muncul pada tahun 2000 dan dikenalkan pertama kali oleh India Flint. India Flint adalah seorang seniman yang menjadi sosok sentral dalam perkembangan ecoprint. Ia mengembangkan metode ini melalui eksperimen dan penelitian yang mendalam tentang sifat-sifat tumbuhan, pigmen alami, dan serat kain.

Di Indonesia sendiri, ecoprint mulai dikenal pada tahun 2016 dan mulai berkembang pesat saat 2018. Saat itulah, Fira mendirikan Semilir Ecoprint. 

Ecoprint ini unik, karena tidak bisa diulang apabila sudah dibuat. Selain itu, tiap daun dan bunga walaupun dari pohon yang sama sangat mungkin menghasilkan pola dan warna berbeda.

Semilir Ecoprint

Semilir Ecoprint didirikan oleh Alfira Oktaviani pada tahun 2018 di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Semilir Ecoprint berawal dari kata dalam bahasa Jawa 'silir' yang berarti angin yang menyejukkan. 

Makna "Silir" juga menjadi filosofi Semilir Ecoprint dalam menghasilkan produk ecoprint ramah lingkungan, sekaligus memberdayakan masyarakat setempat. Semilir Ecoprint ingin bisa menyejukkan alam, masyarakat, dan budaya. 

"Semilir Ecoprint punya misi bukan hanya melestarikan budaya melalui inovasi ecoprint, namun juga melestarikan lingkungan dengan menghasilkan produk ramah lingkungan dan juga memberdayakan masyarakat setempat", ungkap Fira dalam petikan wawancara dengan media online. 

Produk Semilir Ecoprint ini awalnya adalah tas. Namun, seiring berjalannya waktu, diproduksi juga dompet, selendang, kebaya, pakaian, kain, hingga corporate souvenir. 

Produk Semilir Ecoprint | Dok. Semilir Ecoprint
Produk Semilir Ecoprint | Dok. Semilir Ecoprint

Adapun target pasar dari Semilir Ecoprint ini adalah perempuan berusia mulai dari 25 tahun, dengan status ekonomi grade A, yang memiliki gaya hidup ramah lingkungan. 

Fira tak menyangka, usahanya ini mendapat sambutan yang positif. Dimulai dengan keterlibatan tetangga di sekitarnya. Para tetangga ini ikut membantu produksi di Semilir Ecoprint. Bahkan, mereka juga ikut menanam berbagai jenis tumbuhan yang menjadi bahan baku ecoprint, mulai dari daun lanang, jenitri, kayu Afrika, truja, jati, insulin, hingga kenikir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun