ICT Watch bersama dengan UNICEF melakukan Pelatihan untuk Pelatih (Training of Trainers/TOT) Edukasi Tangkal Hoaks dengan pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication/IPC) pada 16-18 Februari 2023 di Hotel Neo, Surabaya.
Pelatihan ini diisi oleh Rizky Ika Syafitri Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia. Hoaks tak hanya perlu diberantas saja, namun bagaimana membangun kesadaran kritis masyarakat untuk dapat mengidentifikasi hoaks dan bisa meresponnya dengan benar juga diperlukan.
Pelatihan ini juga menjadi bagian dari upaya pelibatan masyarakat dan perubahan perilaku hidup sehat. Apalagi saat pandemi COVID-19 terjadi, banyak sekali hoaks yang muncul dan merugikan masyarakat.
Mulai dari hoaks tentang efek samping vaksin atau yang dikenal dengan istilah KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) sehingga banyak orang yang enggan melakukan vaksinasi, atau takut ke rumah sakit untuk mendapatkan perawaratan karena banyaknya berita bohong tentang konspirasi dan lain sebagainya.
Selain itu, pelatihan ini juga menjawab tantangan saat ini, di mana tingginya penetrasi internet dan smartphone belum diiringi dengan kecakapan digital masyarakat yang memadai dalam  memanfaatkan internet secara sehat.
Tak hanya keterampilan digital, perlindungan data pribadi dan etika berinternet juga menjadi materi dalam pelatihan ini.
Peserta tak hanya mendapatkan banyak pengetahuan tentang hoaks dan bagaimana menangkalnya menggunakan teknik komunikasi antar personal saja, namun juga langsung di praktikkan.
Di hari kedua, peserta pelatihan bertemu para Kader Surabaya Hebat di SDN Kapasari VIII. Peserta mengajak para kader untuk bisa melakukan edukasi tangkal hoaks melalui pendekatan komunikasi antar personal.
Di akhir pelatihan, peserta juga langsung menyusun rencana aksi bersama agar Edukasi Tangkal Hoaks ini bisa dapat dilakukan dengan menyasar guru dan siswa sekolah, kader dan tenaga promosi kesehatan, mahasiwa, komunitas jurnalis, dan masyarakat umum lainnya.
Menurut hasil survei yang dilakukan UNICEF -- Nielsen pada tahun 2022 menunjukkan, bahwa sebanyak 38 persen masyarakat di enam kota besar Indonesia tidak dapat membedakan mana informasi yang benar dan mana yang bukan (hoaks). Informasi hoaks tidak hanya bisa tersebar melalui media sosial, namun hoaks juga bisa menyebar dari mulut ke mulut di lingkungan keluarga, tetangga, maupun orang-orang terdekat.
Oleh karena itu, edukasi tangkal hoaks ini sangat penting untuk dilakukan. Demi meraih keberhasilan, pada pelatihan ini ICT Watch dan UNICEF mengajak sejumlah pihak. Mulai dari jaringan lembaga literasi digital dan pegiat kesehatan yang terdiri dari Yayasan Plato, Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), Relawan TIK, Ikatan Guru TIK PB PGRI, MAFINDO, Kumpulan Emak Blogger, Forum Taman Baca Masyarakat (TBM), serta Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Selain kota Surabaya, program ini juga akan digelar di tujuh kota besar lain di Indonesia yaitu, Semarang, Banda Aceh, Makassar, Ambon, Kupang, Mataram dan Jayapura. Semoga program ini bisa membuat masyarakat memiliki keterampilan dalam memberantas hoaks dengan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H