Menurut hasil survei yang dilakukan UNICEF -- Nielsen pada tahun 2022 menunjukkan, bahwa sebanyak 38 persen masyarakat di enam kota besar Indonesia tidak dapat membedakan mana informasi yang benar dan mana yang bukan (hoaks). Informasi hoaks tidak hanya bisa tersebar melalui media sosial, namun hoaks juga bisa menyebar dari mulut ke mulut di lingkungan keluarga, tetangga, maupun orang-orang terdekat.
Oleh karena itu, edukasi tangkal hoaks ini sangat penting untuk dilakukan. Demi meraih keberhasilan, pada pelatihan ini ICT Watch dan UNICEF mengajak sejumlah pihak. Mulai dari jaringan lembaga literasi digital dan pegiat kesehatan yang terdiri dari Yayasan Plato, Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), Relawan TIK, Ikatan Guru TIK PB PGRI, MAFINDO, Kumpulan Emak Blogger, Forum Taman Baca Masyarakat (TBM), serta Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Selain kota Surabaya, program ini juga akan digelar di tujuh kota besar lain di Indonesia yaitu, Semarang, Banda Aceh, Makassar, Ambon, Kupang, Mataram dan Jayapura. Semoga program ini bisa membuat masyarakat memiliki keterampilan dalam memberantas hoaks dengan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H