2. Berpegang teguh pada kebenaran.
Setelah mendapatkan hidayah tentang siapa Tuhannya, Nabi Ibrahim berpegang teguh kepada pilihannya. Beliau rela memegang teguh kebenaran keimanannya kendati banyak mendapatkan pertentangan, termasuk dari bapaknya sendiri.
Nabi Ibrahim berlepas diri pada kepercayaan kaumnya yang menyembah berhala. Termasuk terhadap kepercayaan orangtuanya. Nabi Ibrahim berpegang teguh pada kebenaran dan berlepas diri dari keburukan. Sebagaimana yang diceritakan dalam Q.S. An Muntahana ayat 4.
Bila kita menjadi pribadi yang berpegang teguh pada kebenaran, niscaya kita akan selalu ada di jalan yang baik. Tak akan ada lagi KKN di Indonesia bila semua pejabatnya berpegang teguh pada kebenaran. Menjalankan hak dan kewajibannya. Tak menyalahgunakan jabatan dan kekuasaan yang dimiliki.
3. Bangga Menjadi Muslim
Dari Nabi Ibrahim kita bisa belajar bahwa harus bangga sebagai seorang muslim. Nabi Ibrahim memiliki kebanggaan sbg seorang muslim yang memasrahakan hidupnya pada Allah.
Ibrahim meminta anak kerurunannya untuk memeluk Islam hingga akhir hayat. Bangga sebagai seorang muslim, karena Allah telah menunjukkan jalan kebenaran (Islam) sebagaimana dalam Q.S. Â Al Baqarah 132.
Indonesia memiliki penduduk muslim mayoritas. Sudah selayaknya kita bangga sebagai muslim. Kebanggaan sebagai muslim harus kita landasi dengan selalu berpedoman pada nilai-nilai keislaman. Memberikan rahmat bagi sekitar kita. Bukankah islam adalah rahmatan lil alamin?
4. Memiliki Ilmu yang Banyak
Nabi Ibrahim adalah teladan bagi ilmu. Sikap kritis yang dimiliki Nabi Ibrahim membuat beliau memiliki ilmu yang banyak. Dengan ilmu yang dimiliki, beliau mampu melakukan banyak perbuatan-perbuatan besar. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S. Sad 45.
Dengan ilmu kita bisa banyak berbuat baik. Ilmu yang menuntun kita pada kebenaran. Jangan pernah ragu untuk selalu menuntut ilmu. Ilmu adalah cahaya.