Mohon tunggu...
Dedy Pratama
Dedy Pratama Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang yang akan terus belajar dari hikmah dan pengalaman kehidupan

Aku hanya bagian dari kisah serial puzzle kehidupan. Terus belajar dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sebuah Harap & Doa, di Tengah Kabar PHK

17 April 2020   07:21 Diperbarui: 17 April 2020   10:29 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalian tau, aku khawatir anggaran kita akan dipangkas. Kalau sampai hal ini terjadi, matilah kita."

Mereka terdiam. Tak ada komentar. Keheningan menyergap. Solusi yang ada kini; mengurangi jumlah karyawan.

"Padahal telah lama kita berniat memberi insentif tambahan." Humm.. hahh' berulang kali Ameer menarik nafas panjang dan tak habis pikir dengan kejadian ini semua.

Ia sempat mengira, Corona hanya menjadi duka bagi yang telah ditinggalkan keluarganya. Tapi, makin kemari. Ternyata imbasnya sampai menyergap usahanya.

"Kadang kita harus menelan manisnya janji yang tak dapat terealisasi. Corona musibah untuk semua orang," ucap Rena memecah kebisuan.

"Tidak bisa tidak. Sepertinya kita tetap harus kurangi jumlah karyawan." Ameer tetap bersikukuh dengan caranya.

"Tapi bos, coba lihat mereka," tunjuk Rena.

Ameer kemudian menatap keluar. Memperhatikan karyawannya yang sedang berkerja. Beberapa dari mereka nampak sedang menyantap makan siang. Beberapa lagi bersiap menuju Musholla.

Yang lain disibukkan dengan mengetik berita hari ini. Corona tetap menjadi isu menarik bagi media cetak milik Ameer.

"Mereka telah lama bersama kita bos. Kerja mereka juga bagus," ucap Rena.

Ammer semakin bingung dengan pilihannya. Dalam situasi seperti ini. Ia juga tak mungkin menuntut maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun