Mohon tunggu...
Dedy Gunawan
Dedy Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Suami dari seorang istri yang luar biasa dan ayah dari dua anak hebat.

Penulis, blogger, jurnalis, senimanmacro, fotografer, penikmat kuliner, traveler, guru, pelatih menulis, dan penyuka segala jenis musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

BPJS Kesehatan Kembalikan Martabat Janda Norita

23 Desember 2018   00:00 Diperbarui: 23 Desember 2018   03:03 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Norita saat menunggu ceck kesehatan (rujuk lanjutan) di rumah sakit Mitra Medika Medan, tempo hari

Belum lagi, sambung dia, adiknya begitu sewenang-wenang memperlakukannya karena ia sakit. Ia yang sedari dulu membenci pertengkaran, saban hari harus 'sarapan' adu tegang urat dari keluarga adiknya. 

"Ribut melulu. Pagi siang malam. Sakit telingaku. Sudah tau saya sakit, tapi mereka tak menghargai aku. Mereka berubah karena aku sudah jatuh miskin. Aku benar-benar tak mengenal mereka lagi," tuturnya.

Saya beberapa kali menjenguknya di rumah sakit. Menemaninya di ruang tempat dia dirawat. Ia menjujuri, sangat mensyukuri kehadiran #BPJSKesehatanMelayaniNegeri. Lembaga ini seperti juru penyelamat bagi dirinya dan bagi banyak warga.

"Syukur, ada BPJS. Sampai hari ini, saya tidak bayar apa-apa di rumah sakit. Semua biaya perobatan, termasuk tebus obat, ditanggung BPJS (kesehatan). Seandainya bayar, darimana duit saya," terang dia.

Setelah merasa sudah baikan, Norita memilih datang ke Medan demi memulihkan kesehatannya. Dengan harapan, suasana bersama keluarga adik kandungnya yang tinggal di lahan garapan di Jalan Jermal Amplas akan menenangkan beban pikirannya yang mumet.

Sialnya, sejak tinggal di rumah adiknya itu, ia malah tertekan batin. Ia kurang diperhatikan. Bahkan ia tak dirawat dengan baik. "Jika saya tak berontak malam itu, saya pasti sudah mati. Kata dokter, jumlah gula (darah) saya sudah krisis akut. Jantung saya sudah bengkak sekali. Untunglah saya langsung dimasukkan ke ruang IGD," katanya menerangkan, malam ketika ia sudah sekarat namun adiknya bersikukuh tak mau membawanya ke rumah sakit.

Begitu ditangani dokter dengan baik, beberapa jam kemudian kondisi gula darah ibu ini kembali normal. Esok paginya ia sudah baikan. Ia bahkan dirawat selama tiga minggu full di rumah sakit Mitra Medika. Layanan medisnya luar biasa. Kondisi kamar luas, bersih, rapi dan wangi. Ada satu sofa yang bisa dimanfaatkan untuk istirahat oleh keluarga pasien.

Uang pensiun suaminya, itulah yang digunakan Norita untuk membayar iuran BPJS Kesehatannya. Karena ia tak pernah telat membayar iuran, maka  KIS serupa 'kartu sakti' yang bisa dimanfaatkannya untuk mengakses layanan kesehatan dengan mudah dan tidak harus mengeluarkan biaya berobat lagi.

"Dokter Isa, yang mengobati saya baik sekali. Ia melayani saya dengan ramah. Begitu juga para perawatnya. Di rumah sakit, rasanya seperti di rumah sendiri. Saya sampai tak ingin keluar dari rumah sakit ini," jujurnya.

Kini Norita masih terus menjalani proses rawat jalan. Namun ia sudah angkat kaki dari rumah adiknya itu. Ia memilih 'menyepi' ke kota Siantar di tempat orang yang mau menerimanya apa adanya. "Di Siantar ini saya diperlakukan sangat baik. Semangat hidup saya bangkit lagi," ujarnya.

Kejadiran BPJS Kesehatan tak hanya dirasakan oleh Norita. 2016 lalu, sudah ada 180 juta orang penerima manfaat dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun