Mohon tunggu...
Dedy Gunawan
Dedy Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Suami dari seorang istri yang luar biasa dan ayah dari dua anak hebat.

Penulis, blogger, jurnalis, senimanmacro, fotografer, penikmat kuliner, traveler, guru, pelatih menulis, dan penyuka segala jenis musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pentingnya Literasi Cegah Kelatahan Sebar Foto Sadis

18 Mei 2016   10:27 Diperbarui: 18 Mei 2016   17:47 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas gabungan mengangkat kantong berisi jenazah korban banjir bandang, di Sibolangit, Deli Serdang, tempo hari. Foto oleh Irsan Mulyadi jurnalis LKBN ANTARA.

Kejadian-kejadian serupa kecelakaan, gempa bumi, ledakan, dan banjir yang menimbulkan kengerian kerap disorot secara bebas tanpa proses sunting, telah mewarnai media massa kita. Ruang redaksi juga mulai melnaggar batas batas etika jurnalistiknya. Mereka seperti kehilangan kejernihan berpikirnya. Celakanya, para guru sebagai anjing penjaga gerbang pendidikan turut ambil andil memperkeruh suasana. Sebagian dari mereka tidak cermat membaca dan mahami situasi beginian. Sehingga anak didik mengonsumsi berita dari berbagai sumber, tanpa saringan. Anak-anak menjadi korban telan mentah-mentah informasi yang beredar bebas. Akibatnya, generasi kita menjadi tumpul daya nalarnya.

Maka tak ada jalan lain, agar penumpulan pola pikir ini tidak berlanjut, tiga cara harus kita tempuh. Pertama, netizen hentikan mengunggah foto-foto sadis dan menyiarkannya. Kedua, media massa kembali ke fitrahnya sebagai media edukasi yang cerdas, profesional, dan bermartabat. Terakhir, mari kita semua sama-sama terlibat dalam membangun gerakan literasi nasional, karena pendidikan, kata Anies Baswedan, mendikbud, adalah gerakan. Tentu, perjuangan membangun pola pikir jernih dan mengakar butuh proses panjang. Butuh energi besar dan kita harus bergandeng tangan. Dengan sehati sepikir dan bergandeng tangan, kita bisa bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun