Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Memindahkan Daun Sup ke Tempat yang Lebih Besar

23 April 2021   11:15 Diperbarui: 23 April 2021   11:33 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Pagi itu saya tidak pergi ke kantor. Kebetulan saya sedang kurang enak badan, dan setelah mendapat izin dari pimpinan untuk tidak masuk kantor maka saya pun memutuskan untuk beristirahat di rumah.

Sebenarnya saya hanya menderita flu. Namun karena saat ini adalah masa pandemi Covid-19, maka meskipun hanya menderita flu, entah yang ringan sekalipun, kami tidak diizinkan untuk masuk kantor.

Itulah yang terjadi pada diri saya. Hari itu saya tidak masuk kantor karena flu yang saya derita.

Karena masih tergolong flu ringan, maka saya merasa tidak perlu minum obat. Saya cukup membuatkan rebusan jahe dan daun sre. Rebusan inilah yang selalu menjadi andalan saya saat flu melanda.

Di rumah, saya tetap mencari kesibukan. Saya tidak ingin mengikuti keinginan badan untuk tidur.

Yang saya lakukan ialah memindahkan daun sup atau seledri ke dalam wadah yang lebih besar. Sebelumnya saya hanya menanamnya di batangan bambu. Namun karena melihat perkembangannya dan kelihatannya daun supnya juga perlu tempat yang lebih luas lagi, maka saya pun mencari wadah yang tepat untuk itu.

Saya mengumpulkan jeregen bekas wadah minyak goreng. Jeregen itu saya robek pada bagian sampingnya lalu saya isi tanah. Saya juga membuat lubang di bagian bawahnya untuk saluran air. Di setiap jeregennya saya tanam dua batang daun sup.

Saya senang sekali melakukan kegiatan itu. Aroma daun sup sangat menyejukkan dan kelihatannya sangat cocok untuk menghibur hidung ku yang sedang bermasalah saat itu.

Sejak saya menanam daun sup di pekarangan rumah, ibu dapur kami tidak lagi pernah membeli daun sup dari pasar. Kebutuhan dapur untuk daun sup bisa dipenuhi oleh tanaman daun sup saya.

Ibu dapurlah yang juga meminta saya untuk memindahkan daun-daun sup itu ke tempat yang lebih besar lagi agar perkembangannya semakin besar dan hasil panennya pun semakin bertambah.

Saya tidak menyangka bahwa kesukaan saya dalam bercocok tanam ternyata membawa dampak positif bagi komunitasku. Selain daun sup, saya juga menanam cabe, sayur, bawang pre, kunyit dan lengkuas. Tanaman-tanaman itu cukup membantu kebutuhan dapur kami, atau setidaknya mengurangi belanjaan dapur.

Bagi saya, berkebun adalah cara enak untuk menikmati kekayaan alam dari Tuhan. Saat panen tiba, saat itulah kebaikan Tuhan menjadi sangat terasa.

Berkebun juga menjadi cara terbaik untuk menjaga lingkungan sekitar. Kami menjadi lebih teratur dalam memisahkan dan mengolah sampah. Untuk sampah yang organik, saya jadikan sebagai bahan dasar kompos. Sementara untuk yang tidak organik, kami buang ke pembuangan sementara sambil menunggu petugas untuk membawa dan membuangnya ke pembuangan akhir.

Sungguh banyak kebaikan yang kita dapat dari berkebun dan hari itu juga saya mendapat kesempatan yang baik untuk memperhatikan kebun saya, terlebih untuk daun sup. Melihatnya berada di tempat yang baru saja sudah menyenangkan, apalagi nanti saat memanennya. Syukur dan pujian pada Tuhan akan menghiasi hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun