Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Top di Pulau Nias (Bagian 14)

3 November 2020   10:08 Diperbarui: 3 November 2020   10:25 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jatuh dua Kali dalam Sehari

Seperti yang telah ditetapkan bersama, saya akan berangkat ke stasi untuk memimpin ibadat dalam rangka perayaan natal orang muda katolik di stasi tersebut. 

Hari itu hari Minggu dan sesungguhnya saya melakukan kunjungan seperti biasanya. Bersama saya ikut dua Orang Muda Katolik (OMK) dan salah seorang dari mereka adalah umat stasi yang akan saya kunjungi.

Seusai sarapan saya pergi ke gereja mengambil buku ibadat. Saya mengendarai sepeda motorku. Tiba-tiba motorku tergelincir ketika memasuki jalan menuju ke parkiran sepeda motor. Hari itu hujan turun rintik-rintik dan jalan pun licin. Agar tidak sempat terlihat orang lain, saya segera bangkit. Tidak ada yang luka dari tubuhku, dan motorku juga hanya mengalami goresan di bagian depan.

Kami berangkat. Hujan masih tetap turun meskipun hanya rintik-rintik. Jalan yang kami lalui berbatu-batu dan adakalanya tanah hanya berupa lapisan tanah merah. 

OMK yang ikut bersama saya selalu memberi peringatan untuk hati-hati karena jalan sedang licin. Saya tidak begitu khawatir karena sudah pernah melalui jalan tersebut. Saya berjalan di depan mereka.

Stasi yang akan kami kunjungi tersebut jaraknya sangat jauh dan jalan menuju ke sana juga tidak begitu baik. Sesekali kami berhenti untuk berisitirahat karena sangat melelahkan. Saya sendiri juga sangat kelelahan dan motor yang saya kendarai adalah kereta tua sehingga mudah sekali panas.

Setelah beberapa menit beristirahat kami melanjutkan perjalanan. Saya tetap berada di depan mereka. Adakalanya mereka tertinggal jauh di belakang. Tiba-tiba saat mendekati kompleks sekolah, motorku tergelincir di jalan masuk ke sekolah tersebut. 

Karena sulit untuk saya kendalikan, saya masuk ke parit. Tidak berapa lama setelah itu mereka datang dan segera membantu saya untuk mengeluarkan motorku dari parit. Mereka bertanya-tanya apakah ada yang luka. Saya tidak mengalami luka dan motorku juga baik-baik saja. Saya hanya kehilangan konsentrasi.

Setelah memastikan semua baik-baik saja, kami melanjutkan perjalanan. Saya langsung memasang konsentrasi penuh agar tidak tergelincir lagi.

Tidak lama kemudian kami pun tiba. Setelah beristirahat beberapa saat di rumah salah seorang umat, saya segera pergi ke gereja dan meminta kepada kedua teman yang ikut bersama saya untuk memberitahukan kepada umat bahwa ibadat akan segera dimulai.

Di gereja banyak umat yang telah hadir. Hadir juga perwakilan dari pemimpin jemaat gereja lain. Selain itu kepala desa hadir juga. "Panitia natalnya sangat bersemangat", pikirku dalam hati.

Ibadat berjalan seperti biasa. Seusai ibadat ada beberapa perlombaan yang diadakan dan saya diminta untuk menjadi juri bersama dengan kepala desa. Setelah semua kegiatan untuk memeriahkan perayaan natal orang muda di stasi tersebut usai saya pun segera mengambil langkah untuk kembali ke paroki.

Dari stasi menuju paroki perjalanan kami baik-baik saja. Motorku tidak tergelincir dan kami tiba sekitar pukul 17.00 WIB. Hari itu menjadi pengalaman jatuh yang paling banyak yang pernah saya alami ketika mengunjungi stasi. Saya jatuh dua kali. Meskipun demikian semangat berpastoral saya tidak surut justru semakin bersemangat karena segera mendapat bantuan dari orang-orang sekitar. Hal itu seperti bantuan Tuhan yang segera muncul saat kita membutuhkannya.

Refleksi Pribadi

Pengalaman jatuh ketika mengunjungi umat di stasi menjadi pengalaman yang menarik bagiku. Pengalaman itu membawa saya pada permenungan akan pengalaman jatuh bangun hidup di dunia ini.

 Saya jatuh dari sepeda motor saat saya lengah atau tidak konsentrasi. Demikian juga dalam hidup, saat saya lengah dan lalai dalam doa dan iman, maka saya akan jatuh ke dalam pencobaan.

Namun saat jatuh, saya harus segera bangkit agar bisa sampai ke tempat tujuan. Begitu juga halnya dengan hidup, saat jatuh ke dalam pencobaan, saya harus berani untuk bangkit dan kembali ke jalan yang berkenan di hadapan Tuhan agar peziarahan di dunia ini bisa kujalani dengan baik hingga tiba saatnya kelak kembali kepada Dia yang telah memanggil diriku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun