Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Top di Pulau Nias (Bagian 14)

3 November 2020   10:08 Diperbarui: 3 November 2020   10:25 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak lama kemudian kami pun tiba. Setelah beristirahat beberapa saat di rumah salah seorang umat, saya segera pergi ke gereja dan meminta kepada kedua teman yang ikut bersama saya untuk memberitahukan kepada umat bahwa ibadat akan segera dimulai.

Di gereja banyak umat yang telah hadir. Hadir juga perwakilan dari pemimpin jemaat gereja lain. Selain itu kepala desa hadir juga. "Panitia natalnya sangat bersemangat", pikirku dalam hati.

Ibadat berjalan seperti biasa. Seusai ibadat ada beberapa perlombaan yang diadakan dan saya diminta untuk menjadi juri bersama dengan kepala desa. Setelah semua kegiatan untuk memeriahkan perayaan natal orang muda di stasi tersebut usai saya pun segera mengambil langkah untuk kembali ke paroki.

Dari stasi menuju paroki perjalanan kami baik-baik saja. Motorku tidak tergelincir dan kami tiba sekitar pukul 17.00 WIB. Hari itu menjadi pengalaman jatuh yang paling banyak yang pernah saya alami ketika mengunjungi stasi. Saya jatuh dua kali. Meskipun demikian semangat berpastoral saya tidak surut justru semakin bersemangat karena segera mendapat bantuan dari orang-orang sekitar. Hal itu seperti bantuan Tuhan yang segera muncul saat kita membutuhkannya.

Refleksi Pribadi

Pengalaman jatuh ketika mengunjungi umat di stasi menjadi pengalaman yang menarik bagiku. Pengalaman itu membawa saya pada permenungan akan pengalaman jatuh bangun hidup di dunia ini.

 Saya jatuh dari sepeda motor saat saya lengah atau tidak konsentrasi. Demikian juga dalam hidup, saat saya lengah dan lalai dalam doa dan iman, maka saya akan jatuh ke dalam pencobaan.

Namun saat jatuh, saya harus segera bangkit agar bisa sampai ke tempat tujuan. Begitu juga halnya dengan hidup, saat jatuh ke dalam pencobaan, saya harus berani untuk bangkit dan kembali ke jalan yang berkenan di hadapan Tuhan agar peziarahan di dunia ini bisa kujalani dengan baik hingga tiba saatnya kelak kembali kepada Dia yang telah memanggil diriku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun