Menjadi Abang bagi Adik-adik Panti Asuhan
Di paroki tempat saya menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP), ada sebuah yayasan panti asuhan. Nama pantinya adalah Panti Asuhan Kinderdorf St. Antonius dari Padua.Â
Sebenarnya kata Kinderdorf (Bahasa Jerman: Panti Asuhan) sendiri sudah menjelaskan panti asuhan, tetapi karena sudah menjadi nama yang lebih dikenal maka namanya tetap disebut sebagai Panti Asuhan Kinderdorf dengan Santo Antonius Padua sebagai pelindungnya.
Panti asuhan tersebut dibangun dengan pola bangunan per unit. Setiap unit dihuni sekitar 7-10 orang dengan satu kakak pendampingnya. Kehadiran kakak pembimbing adalah untuk membantu dan menemani adik-adik panti dalam melakukan kegiatannya setiap hari. Kegiatan-kegiatan itu seperti belajar di sore dan malam hari, memasak, membersihkan unit, berkebun dan mengawasi agar adik-adik tidak nakal.
Yang menghuni panti itu ialah anak-anak dari keluarga yang kurang mampu dan yang yatim piatu. Usia mereka dari bayi hingga SMA. Setelah lulus dari SMA, ada yang langsung bekerja dan ada pula yang lanjut kuliah.
Panti asuhan itu dikelola langsung oleh Suster-suster dari Kongregasi OSF (Ordo Santo Fransiskus). Setiap unit, terdapat seorang suster di dalamnya dan bersama dengan kakak pendamping mereka menemani adik-adik panti.
Meskipun dikelola langsung oleh Suster-suster OSF, namun paroki tempat saya ToP juga bertanggung jawab atas kehadiran panti asuhan tersebut. Pastor Paroki menjabat sebagai moderator bagi pengelolaan panti tersebut.
Karena menjadi bagian dari pastoral paroki, maka saya pun membuat jadwal untuk berkunjung ke sana. Jadwal wajib ialah Rabu malam dan Minggu malam. Pada saat itu saya akan menemani mereka dalam berlatih musik dan lagu. Kebetulan saya memiliki sedikit kemampuan dalam bermain organ, dan kemampuan yang sedikit itulah yang saya bagikan kepada mereka. Sementara untuk lagu, saya menemani pastor yang sudah sejak lama melatih mereka.
Di luar jadwal wajib, saya juga memiliki jadwal tidak wajib. Di sore hari, saat tidak ada pekerjaan di kebun atau setelah bekerja di kebun, saya akan berkunjung ke panti untuk menemani mereka berolahraga.
Adakalanya saya juga hadir disaat mereka sedang belajar malam. Saya sengaja melakukannya untuk menemani mereka dalam belajar. Jika ada pelajaran yang sukar mereka dipahami, maka saya pun dengan senang hati membantu.