Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

PSBB Jakarta: Tarik Rem Setelah Nabrak

11 September 2020   18:19 Diperbarui: 11 September 2020   18:11 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat setelah mengetahui bahwa kasus covid-19 terus melonjak, Pak Anies berencana untuk menerapkan PSBB total. Itu artinya segala kegiatan, baik itu bidang perkantoran, perindustrian dan pendidikan, dilakukan dari rumah. Menurut mereka, itulah cara yang tepat untuk mengatasi pandemi covid-19 tersebut. "Tarik rem mendadak", itulah sebutannya.

Namun sesaat setelah rencana itu tersiar, ada pihak yang pro dan ada juga yang kontra. Yang kontrak melihat PSBB total akan melumpuhkan gerak perekonomian. Kubu yang lain melihat PSBB total baik untuk menekan penularan covid-19.

Akhirnya terjadilah situasi yang dilematis. Kesehatan adalah hal utama namun peranan ekonomi dalam kehidupan manusia juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Itu artinya, keduanya harus dibela.

Barangkali Pemprov DKI sudah mempertimbangkan hal itu. Namun yang disesalkan ialah ketidakkonsistenan mereka dalam menerapkan suatu kebijakan. Harusnya sesaat setelah pemerintah mengeluarkan aturan tentang new normal mereka tentunya harus tegas. Setiap pelanggar harus diberi sanksi. Namun nyatanya tidak demikian.

Misalnya saat pendeklarasian KAMI pada 18 Agustus 2020. Pemprov diam saja saat itu. Padahal peristiwa itu sendiri sudah tidak mentaati protokol kesehatan karena banyaknya perkumpulan, sentuhan fisik dan yang tidak mengenakan masker. Situasi new normal telah diartikan secara keliru, dan membuat data statistik pasien corona semakin meningkat.

Saat ini situasi semakin mengkhawatirkan. Banyaknya pasien covid-19, membuat rumah sakit terancam penuh, tempat pemakamannya juga demikian. Situasi ini memang mendesak untuk tidak, dan Pemprov DKI memilih untuk kembali menerapkan PSBB total.

Kebijakan untuk menerapkan PSBB total seperti saat sebelum new normal adalah ibarat menarik rem sesaat setelah mereka menabrak. Pertanyaannya, apakah masih berguna? 

Mungkin sekilas tindakan itu tidak lagi berguna karena tabrakan sudah terjadi. Ada banyak kecelakaan yang terjadi. Namun jika melihat dari segi kerusakan yang akan terjadi lebih lanjut tentunya rem mendadak perlu diambil segera agar tidak semakin merusak. Itulah yang mungkin sedang dipertimbangkan oleh Pak Anies dengan Pemprovnya. 

Apa yang terjadi di Ibukota negara kita tersebut tentunya memberi suatu pelajaran berharga tentang sikap terhadap pandemi covidd-19 ini. Barangkali Pemprov DKI sudah menabrak dan mengakibatkan kerusakan di mana-mana, namun sebelum kerusakan itu semakin parah akhirnya mereka menarik rem secara mendadak. 

Di daerah lain yang mungkin belum menabrak ataupun yang sudah menabrak namun kerusakannya masih sedikit, boleh melihat kembali strategi yang sudah diambil dalam menghadapi covid-19 ini. Haruskah PSBB diterapkan kembali? Saat situasi memang sudah tidak terkendali lagi, barangkali memang perlu dipikirkan untuk diterapkan. Namun itu adalah derita bagi perekonomian kita. Padahal baik kesehatan maupun perekonomian haruslah berjalan bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun