Sesaat setelah mengetahui bahwa kasus covid-19 terus melonjak, Pak Anies berencana untuk menerapkan PSBB total. Itu artinya segala kegiatan, baik itu bidang perkantoran, perindustrian dan pendidikan, dilakukan dari rumah. Menurut mereka, itulah cara yang tepat untuk mengatasi pandemi covid-19 tersebut. "Tarik rem mendadak", itulah sebutannya.
Namun sesaat setelah rencana itu tersiar, ada pihak yang pro dan ada juga yang kontra. Yang kontrak melihat PSBB total akan melumpuhkan gerak perekonomian. Kubu yang lain melihat PSBB total baik untuk menekan penularan covid-19.
Akhirnya terjadilah situasi yang dilematis. Kesehatan adalah hal utama namun peranan ekonomi dalam kehidupan manusia juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Itu artinya, keduanya harus dibela.
Barangkali Pemprov DKI sudah mempertimbangkan hal itu. Namun yang disesalkan ialah ketidakkonsistenan mereka dalam menerapkan suatu kebijakan. Harusnya sesaat setelah pemerintah mengeluarkan aturan tentang new normal mereka tentunya harus tegas. Setiap pelanggar harus diberi sanksi. Namun nyatanya tidak demikian.
Misalnya saat pendeklarasian KAMI pada 18 Agustus 2020. Pemprov diam saja saat itu. Padahal peristiwa itu sendiri sudah tidak mentaati protokol kesehatan karena banyaknya perkumpulan, sentuhan fisik dan yang tidak mengenakan masker. Situasi new normal telah diartikan secara keliru, dan membuat data statistik pasien corona semakin meningkat.
Saat ini situasi semakin mengkhawatirkan. Banyaknya pasien covid-19, membuat rumah sakit terancam penuh, tempat pemakamannya juga demikian. Situasi ini memang mendesak untuk tidak, dan Pemprov DKI memilih untuk kembali menerapkan PSBB total.
Kebijakan untuk menerapkan PSBB total seperti saat sebelum new normal adalah ibarat menarik rem sesaat setelah mereka menabrak. Pertanyaannya, apakah masih berguna?Â
Mungkin sekilas tindakan itu tidak lagi berguna karena tabrakan sudah terjadi. Ada banyak kecelakaan yang terjadi. Namun jika melihat dari segi kerusakan yang akan terjadi lebih lanjut tentunya rem mendadak perlu diambil segera agar tidak semakin merusak. Itulah yang mungkin sedang dipertimbangkan oleh Pak Anies dengan Pemprovnya.Â
Apa yang terjadi di Ibukota negara kita tersebut tentunya memberi suatu pelajaran berharga tentang sikap terhadap pandemi covidd-19 ini. Barangkali Pemprov DKI sudah menabrak dan mengakibatkan kerusakan di mana-mana, namun sebelum kerusakan itu semakin parah akhirnya mereka menarik rem secara mendadak.Â
Di daerah lain yang mungkin belum menabrak ataupun yang sudah menabrak namun kerusakannya masih sedikit, boleh melihat kembali strategi yang sudah diambil dalam menghadapi covid-19 ini. Haruskah PSBB diterapkan kembali? Saat situasi memang sudah tidak terkendali lagi, barangkali memang perlu dipikirkan untuk diterapkan. Namun itu adalah derita bagi perekonomian kita. Padahal baik kesehatan maupun perekonomian haruslah berjalan bersama.Â
Oleh karena itu, sebelum segalanya semakin parah, baiklah kita segera berbenah diri. Pandemi masih belum berakhir. Itu artinya, kewaspadaan harus terus dijalankan. Protokol kesehatan harus tetap ditaati.Â
Kekhawatiran besar saat ini muncul akibat pilkada serentak yang akan dan sedang kita alami. Jika tidak disikapi dengan bijak tentulah akan semakin memperparah penderitaan yang kita alami.
Sudah saatnya kita melihat cara baru dalam berkampanye dan juga cara baru dalam memberikan dukungan kepada paslon pilihan kita. Jangan sampai, kefanatikan yang kita miliki membuat keadaan semakin parah. Dan pada akhirnya bukan lagi kemenangan yang kita rasakan tetapi penderitaan. Semoga kita segera mengerti akan hal ini.
Mari bercermin dari DKI JAKARTA. Mari selamatkan bangsa kita dari pandemi ini. Saatnya untuk bersikap rendah hati dengan terus menjalankan protokol kesehatan yang diaturkan oleh pemerintah. Itulah strategi terbaik yang bisa kita terapkan untuk saat ini sambil menantikan kehadiran vaksin covid-19.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H