Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekilas tentang Riwayat Hidup Santo Agustinus dari Hippo

16 Juli 2020   08:18 Diperbarui: 27 Mei 2021   14:41 10752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Santo Agustinus (katolisitas.org)

Riwayat hidup St. Agustinus ditulis oleh Possidius. Kisah hidupnya bisa dilihat dari Confessiones yang merupakan autobiografi rohaninya. Confessions ditulis antara tahun 397 dan 400 dalam tiga belas buku yang isinya untuk memuji Allah. 

Buku-buku ini disebut sebagai autobiografi Agustinus dalam bentuk dialog dengan Allah. Confessions memiliki dua arti dalam bahasa Latin. Pertama, pengakuan akan kelemahan. Kedua syukur kepada Allah atau pujian kepada Allah.

St. Agustinus lahir pada 13 November 354 di Tagaste, Propinsi Numidia, Afrika yang dahulunya termasuk Kerajaan Roma. Ayahnya bernama Patricius, seorang kafir dan ibunya Monika, seorang Kristen. Ia mempunyai saudara benama Navigius dan seorang saudari yang namanya tidak diketahui, yang menjadi kepala sebuah biara untuk wanita.

Awalnya ia penganut paham Manikheisme yang memperkenalkan diri sebagai orang-orang Kristiani dan menjanjikan agama yang sama sekali rasional. Ia tertarik dengan paham ini karena ia ingin menemukan suatu agama yang sesuai dengan kerinduannya akan kebenaran dan sekaligus kerinduannya untuk mendekati Yesus.

Baca juga : Sebuah Pengakuan St. Agustinus

Pertobatannya pada Kristianitas terjadi pada 15 Agustus 386. Ia dibaptis pada 24 April 387 di usinya yang ke 32 tahun, dalam suatu acara Malam Paskah di Katedral Milano. Permulaan pertobatannya diawali ketika membaca Hortensius, karya Cicero. Karya Cicero tersebut membangkitkan dalam hatinya cinta akan kebijaksanaan. 

Dikatakan demikian, yang ditulisnya dalam Confessiones III 4,7: "Buku itu benar-benar mengubah perasaan hatiku. Segala harapan yang sia-sia tiba-tiba kehilangan artinya bagiku, dan aku mendambakan kebijaksanaan kekal dengan kerinduan hati yang amat besar".

gambar diambil dari katakombe.org
gambar diambil dari katakombe.org
Ia terkesan dengan homili Uskup Milan, Ambrosius yang menjelaskan Perjanjian Lama. Hal itu membuatnya mengenal Allah sebagai yang murni Roh, sipritualitas jiwa dan kehendak bebas. Ia memahami Allah sebagai yang murni bersubstansi spiritual dan lawan dari Allah ialah setan. 

Simplicianus, pengganti Uskup Ambrosius menunjukkan kepada Agustinus ajaran Plotinus pada Nous yang dilengkapi oleh pemikiran spekulatif tentang Logos dalam Prolog Injil Yohanes. Dengan demikian Filsafat menghantarkannya pada iman dalam Logos Allah. 

Baca juga : Benang Merah Ideologi Kiri Antara Plato, St Agustinus, dan Machiaveli

Ia menikah dengan seorang wanita. Dari hubungannya dengan wanita tersebut ia mempunyai seorang anak bernama Adeodatus. Adeodatus dibaptis di Danau Como. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 391 di kota di pantai Afrika Utara. Satu-satunya keinginannya ialah melayani kebenaran. 

Awalnya ia tidak terpanggil untuk hidup pastoral. Dalam perjalanan waktu ia menyadari bahwa Allah memanggilnya untuk menjadi gembala ditengah-tengah orang lain dan dengan demikian memberikan anugerah kebenaran kepada orang-orang lain.

Tahun 395 ia ditahbiskan menjadi Uskup di Hippo. Ia seorang Uskup teladan dalam kegiatan pastoralnya. Beberapa kali dalam seminggu ia berkothbah bagi umatnya, kaum miskin dan yatim piatu dibantunya, dan dengan teliti diperhatikannya pembinaan para rohaniwan serta organisasi biara-biara untuk pria dan wanita.

Di Hippo (kini disebut Annaba, di Pantai Aljazair) ia menjadi uskup selama lebih dari 35 tahun. ia membantu Gereja dalam melawan kaum bidaah seperti Manikheisme, Donatisme dan Pelagianisme yang ketiganya mengancam iman Kristiani akan Allah yang satu dan besar belaskasihan-Nya.

Baca juga : Kajian Kritis Etika Perspektif St Agustinus dan St Thomas Aquinas

Ia wafat pada 28 Agustus 430 dalam usia yang belum genap 76 tahun. Empat tahun sebelumnya wafat, ia memilih penggantinya yang bernama Heraclius. Spontan orang banyak berseru 23 kali: "Syukur kepada Allah! Terpujilah Kristus!"

Ia mencetuskan ungkapan crede ut intelligas (saya percaya supaya mengerti) yang mengandung arti bahwa kepercayaan membuka jalan untuk masuk melalui gerbang kebenaran, dan sekaligus intellige ut credas (saya mengerti untuk percaya) yang mengandung arti "Selidikilah kebenaran untuk menemukan Allah dan untuk percaya".

Sumber
Altaner, Berthold. Patrology (judul asli: Patrologie), diterjemahkan oleh Hilda C. Graef. Freiburg: Herder KG, 1960.

Aquiline, Mike. The Fathers of the Church. An Introduction to the First Christian Teachers. Huntington: Our Sunday Visitor Publishing Division Our Sunday Visitor, 1994.

Paus Benediktus XVI, Bapa-bapa Bereja. Hidup, Ajaran dan Relevansi bagi Manusia di Zaman Kini. Malang: Dioma, 2010.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun