Riwayat hidup St. Agustinus ditulis oleh Possidius. Kisah hidupnya bisa dilihat dari Confessiones yang merupakan autobiografi rohaninya. Confessions ditulis antara tahun 397 dan 400 dalam tiga belas buku yang isinya untuk memuji Allah.Â
Buku-buku ini disebut sebagai autobiografi Agustinus dalam bentuk dialog dengan Allah. Confessions memiliki dua arti dalam bahasa Latin. Pertama, pengakuan akan kelemahan. Kedua syukur kepada Allah atau pujian kepada Allah.
St. Agustinus lahir pada 13 November 354 di Tagaste, Propinsi Numidia, Afrika yang dahulunya termasuk Kerajaan Roma. Ayahnya bernama Patricius, seorang kafir dan ibunya Monika, seorang Kristen. Ia mempunyai saudara benama Navigius dan seorang saudari yang namanya tidak diketahui, yang menjadi kepala sebuah biara untuk wanita.
Awalnya ia penganut paham Manikheisme yang memperkenalkan diri sebagai orang-orang Kristiani dan menjanjikan agama yang sama sekali rasional. Ia tertarik dengan paham ini karena ia ingin menemukan suatu agama yang sesuai dengan kerinduannya akan kebenaran dan sekaligus kerinduannya untuk mendekati Yesus.
Baca juga : Sebuah Pengakuan St. Agustinus
Pertobatannya pada Kristianitas terjadi pada 15 Agustus 386. Ia dibaptis pada 24 April 387 di usinya yang ke 32 tahun, dalam suatu acara Malam Paskah di Katedral Milano. Permulaan pertobatannya diawali ketika membaca Hortensius, karya Cicero. Karya Cicero tersebut membangkitkan dalam hatinya cinta akan kebijaksanaan.Â
Dikatakan demikian, yang ditulisnya dalam Confessiones III 4,7: "Buku itu benar-benar mengubah perasaan hatiku. Segala harapan yang sia-sia tiba-tiba kehilangan artinya bagiku, dan aku mendambakan kebijaksanaan kekal dengan kerinduan hati yang amat besar".
Simplicianus, pengganti Uskup Ambrosius menunjukkan kepada Agustinus ajaran Plotinus pada Nous yang dilengkapi oleh pemikiran spekulatif tentang Logos dalam Prolog Injil Yohanes. Dengan demikian Filsafat menghantarkannya pada iman dalam Logos Allah.Â
Baca juga : Benang Merah Ideologi Kiri Antara Plato, St Agustinus, dan Machiaveli
Ia menikah dengan seorang wanita. Dari hubungannya dengan wanita tersebut ia mempunyai seorang anak bernama Adeodatus. Adeodatus dibaptis di Danau Como. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 391 di kota di pantai Afrika Utara. Satu-satunya keinginannya ialah melayani kebenaran.Â